Meski berstatus jutawan, tak sedikit dari kalangan menengah justru menjalani hidup hemat. Bukan tak mampu, tetapi karena mereka memiliki kebiasaan finansial yang cerdas. Di mana, tentunya menjadi sebuah strategi yang tepat sebagai kunci keberlanjutan kekayaan.
Mungkin banyak yang mengira, jutawan pasti menjalani kehidupan mewah dalam kesehariannya. Padahal, menurut para ahli keuangan, jutawan kelas menengah justru punya kebiasaan hemat yang konsisten. Mereka tahu cara mengelola uang agar tidak cepat habis dan tetap tumbuh dari waktu ke waktu.
Seorang pakar keuangan dan gaya hidup, Austin Williams, berbagai pandangannya mengenai kebiasaan hidup hemat para jutawan kelas menengah melalui saluran YouTube miliknya. Merangkum dari laman GoBankingRates, Selasa (20/5/2025), berikut enam di antaranya.
Baca Juga: 10 Cara Cerdas dan Realistis untuk Menghemat Uang, Terapkan Jika Mau Dompet Tetap Aman!
1. Hidup Sesuai Kemampuan
Sumber kekayaan masa depan bukanlah tiket lotre, warisan, atau penjualan bisnis seharga $100 juta. Melainkan tingkat tabunganmu, saat ini.
Kesenjangan antara apa yang dibelanjakan dan apa yang dihasilkan menentukan seberapa banyak kekayaan yang dibangun. Jika ingin menjadi jutawan kelas menengah, kamu perlu mengurangi pengeluaran dan meningkatkan tingkat tabungan, untuk menabung dan menginvestasikan lebih banyak penghasilan yang dimiliki.
Para jutawan kelas menengah menerapkan kebiasaan untuk hidup sesuai dengan kemampuan. Mereka tidak memaksakan gaya hidup mewah hanya demi terlihat kaya di mata orang lain. Sebaliknya, mereka fokus pada prioritas keuangan jangka panjang, seperti investasi, dana darurat, dan kebutuhan esensial.
2. ‘Terlihat Miskin’
Menurut Williams, jutawan kelas menengah tidak mengejar konsumerisme. Mereka tidak memamerkan simbol status di setiap kesempatan. Sebaliknya, mereka fokus menikmati gaya hidup kelas menengah yang sederhana.
Inilah paradoks kekayaan. Semakin banyak uang yang dihabiskan untuk terlihat kaya, semakin sedikit uang yang digunakan untuk membangun kekayaan. Kekayaan yang sesungguhnya ada di atas kertas, bukan dalam bentuk pakaian atau perhiasan, dan tentu saja bukan dalam mobil.
3. Pilih Kendaraan Pribadi yang Terjangkau
Mobil merupakan contoh utama aset yang terdepresiasi. Sebagian besar kehilangan 20% nilainya pada tahun pertama saja, menurut Kelley Blue Book .
Pilih mobil yang terjangkau dan dapat diandalkan. Dengan begitu, kamu tidak hanya menghemat uang untuk pembayaran bulanan, tetapi juga menghemat biaya perawatan, perbaikan, asuransi, dan bensin.
Baca Juga: 6 Kiat Jitu untuk Hidup Lebih Kaya Raya di Usia 30-an, Buat Bekal Masa Tua
4. Hindari Utang
Para jutawan kelas menengah juga memiliki kebiasaan menghindari utang dalam menerapkan hidup hemat.
Sehubungan dengan itu, jangan membeli apapun dengan kartu kredit yang tidak dapat kamu lunasi di bulan yang sama. Lebih baik menabung terlebih dahulu dan melakukan pembelian secara tunai menggunakan uang sendiri.
5. Manfaatkan ‘Privilege’ yang Diberikan Perusahaan
Sebagai seorang karyawan, sebenarnya kamu memiliki akses atau ‘privilege’ ke berbagai manfaat yang mungkin tidak dimiliki oleh para pengusaha atau pekerja mandiri. Sayangnya, banyak orang yang kurang menyadari nilai dari fasilitas-fasilitas ini.
Padahal, kontribusi pensiun seperti 401(k), asuransi kesehatan, rekening tabungan kesehatan, cuti berbayar, hingga berbagai tunjangan lain dari perusahaan adalah bagian dari paket kompensasi yang kamu terima, bukan bonus tambahan semata.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memanfaatkannya secara maksimal, karena semua itu bisa membantu mengurangi pengeluaran pribadi sekaligus memperkuat fondasi keuangan jangka panjang.
Baca Juga: 7 Tips Atasi Lonjakan Tagihan Listrik, Dijamin Bikin Hemat!
6. Berinvestasi
Kebiasaan lain yang dimiliki para jutawan adalah berinvestasi. Bukan hanya sebagai cara untuk menumbuhkan kekayaan, tetapi juga sebagai bentuk penghematan jangka panjang. Mereka memahami bahwa menaruh uang di tempat yang tepat bisa jauh lebih bijak daripada sekadar menyimpannya tanpa arah.
Kamu bisa mulai dengan membekali diri lewat pemahaman dasar tentang strategi investasi. Tidak perlu menjadi ahli keuangan; cukup dengan berinvestasi di dana indeks yang stabil, kamu sudah bisa membangun portofolio yang solid.
Meski begitu, penting untuk diingat bahwa kendali tetap ada di tanganmu. Jangan sepenuhnya bergantung pada orang lain untuk mengelola keuangan pribadi, karena pada akhirnya, tak ada yang lebih memahami tujuan dan prioritas finansial selain dirimu sendiri.
Semoga bermanfaat!