3. Anne of Green Gables karya L. M. Montgomery

Novel klasik ini menampilkan persahabatan hangat dan penuh imajinasi antara Anne Shirley dan Diana Barry. Hubungan mereka dipenuhi kepercayaan, keterbukaan, dan kegembiraan masa muda.

Montgomery merayakan persahabatan sebagai ruang aman untuk berekspresi dan merasa diterima.

Dalam kehidupan Anne, persahabatan menjadi fondasi penting bagi pembentukan kepercayaan diri dan rasa memiliki.

4. Charlotte’s Web karya E. B. White

Melalui kisah sederhana namun menyentuh tentang Wilbur si babi dan Charlotte si laba-laba, E. B. White menyampaikan makna persahabatan yang tulus dan tanpa pamrih.

Meski berbeda secara kodrat, keduanya terikat oleh kasih sayang dan pengorbanan.

Dengan bahasa yang ringan, novel ini mengajarkan bahwa cinta, kesetiaan, dan kepedulian mampu mengubah hidup, bahkan dalam bentuk persahabatan yang paling tak terduga.

5. The Lord of the Rings karya J. R. R. Tolkien

Lebih dari sekadar kisah petualangan epik, The Lord of the Rings merupakan refleksi filosofis tentang persahabatan dan kesetiaan.

Hubungan Frodo Baggins dan Samwise Gamgee menjadi contoh nyata bagaimana dukungan, pengorbanan, dan keteguhan hati dapat menopang seseorang dalam perjalanan yang paling berat.

Tolkien menegaskan bahwa kepahlawanan tidak selalu lahir dari kekuatan fisik, melainkan dari kesetiaan seorang sahabat.

6. A Separate Peace karya John Knowles

Berlatar di sekolah berasrama selama Perang Dunia II, novel ini menyoroti persahabatan rapuh antara Gene dan Finny.

Knowles mengupas sisi gelap persahabatan, kecemburuan, persaingan tersembunyi, dan konflik batin.

Persahabatan dalam novel ini menjadi cermin bagi ketakutan dan ketidakamanan manusia, menunjukkan bahwa kedekatan emosional pun dapat melahirkan luka.

Baca Juga: 7 Buku Pendek yang Berkesan Besar dan Berdampak Abadi