3. Jadilah Orang yang Single-tasking
Single-tasking adalah melakukan satu hal pada satu waktu. Sejatinya, tidak ada seorang pun yang benar-benar bisa melakukan banyak tugas dalam satu waktu. Kenyataannya, otak kamu yang berpindah dari satu hal ke hal lain secara cepat, seringkali akan kehilangan data dalam prosesnya. Oleh karena itulah, alasan mengapa multi-tasking itu kurang efektif untuk saat ini.
4. Gunakan Pengingat yang Mindful
Kebanyakan orang yang pernah membaca atau mengikuti pelatihan minfulness menghargai manfaat hidup mindfulness. Sayangnya, mereka selalu lupa untuk berhati-hati. Alasan kamu lupa untuk berhati-hati adalah kerena mode normal atau default otak kamu yang terbiasa tenggelam dalam pikiranmu sendiri sehingga menjalankan semacam narasi internal.
Ketika kamu melakukan aktivitas sehari-hari, otak kamu akan mengalihkan kamu ke kondisi energi yang tidak disadari, hampir seperti mimpi. Penelitian yang dilakukan di Harvard University menunjukkan bahwa 47 % dari hari-hari seseorang dapat dihabiskan dengan melamun. Penelitian yang sama menemukan bahwa bermimpi di siang hari dapat berdampak negatif pada kesejahteraanmu.
Menjadi auto-pilot berarti kamu tidak sepenuhnya hadir dan sadar terhadap peluang dan pilihan di sekitarmu. Kamu tidak bisa menjadi kreatif, merencanakan sesuatu yang baru, atau merespons dengan tepat bila kamu beroperasi secara mekanis.
Baca Juga: 6 Tips Menjaga Kesehatan Mental untuk Para Pekerja, Harus Dicoba!
5. Jadikan Stres sebagai Teman
Para peneliti menemukan bahwa orang yang mengalami stres tingkat tinggi, tetapi percaya bahwa stres itu baik bagi mereka dan memiliki tingkat kematian yang paling rendah. Sebaliknya, orang dengan stres berat yang percaya bahwa stres berdampak buruk bagi kesehatannya memiliki peluang kematian tertinggi.
Keyakinan kamu tentang stres jelas memengaruhi dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraanmu. Studi lain bahkan menemukan bahwa pembuluh darah menyempit pada orang yang percaya bahwa stres buruk bagi mereka, tetapi tetap terbuka dan sehat pada mereka yang percaya bahwa stres baik bagi mereka.
6. Jangan Lupa Bersyukur!
Manusia mempunyai “bias negatif”. Pada dasarnya, ini berarti kamu lebih cenderung fokus dan memikirkan sesuatu yang tidak beres dibandingkan pada hal-hal yang berjalan baik. Berperilaku seperti ini setiap hari berarti kamu pada akhirnya mengadopsi cara berpikir yang terlalu negatif dan tidak seimbang.
Syukur adalah penawarnya. Banyak bukti menunjukkan bahwa mempraktikkan rasa syukur secara aktif membuat kamu merasa lebih baik dan berdampak positif pada kreativitas, kesehatan, hubungan kerja, dan kualitas kerja. Rasa syukur membuat berada di tempat kerja dan di rumah menjadi pengalaman yang lebih positif.
Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Kebiasaan Menunda Pekerjaan Agar Menjadi Lebih Produktif, Catat!