3. Oktorika Mandasari, Co-Founder BintanGo
Oktorika selaku Co-Founder BintanGO mengawali perjalanan kariernya sebagai veteran agensi dengan pengalaman lebih dari 10 tahun dalam berbagai industri. Rika, sapaan akrabnya, yang berusia 29 tahun ini masuk ke dalam 30 Under 30 Asia 2024 di kategori Media, Marketing & Advertising.
BintanGO sendiri adalah pasar bagi pembuat konten. Awalnya diluncurkan sebagai sebuah aplikasi di mana orang dapat membayar untuk sapaan dari selebriti favorit mereka sebelum berkembang menjadi platform kolaboratif bagi para pembuat konten, merek, dan agensi.
Kehadiran BintanGO berawal dari pemahaman Rika selama berkarier di dalam industri ini, akan kendala yang rentan dialami oleh para content creator. BintanGO terbentuk pada Mei 2021 dan kini mereka memperkenalkan All-in-one CreatorSpace pada Januari 2022.
4. Graceila Putri, Co-Founder Juragan Material
Graceila Putri, wanita berusia 29 tahun ini masuk ke dalam Forbes 30 Under 30 Asia 2024 di kategori Industry, Manufacturing, Energy.
Graceila Putri mendirikan Juragan Material pada tahun 2021. Perusahaan rintisan ini mengoperasikan pasar daring bagi perusahaan konstruksi untuk membeli material seperti semen dan pipa. Dia mengisahkan, Juragan bermula dari ide sederhana yang lahir dari tantangan sehari-hari yang dia hadapi di sektor konstruksi.
Situs ini menawarkan cara pengadaan baru dibandingkan dengan saluran tradisional seperti panggilan telepon dan pesan teks, para investor pun memperhatikannya. Pada tahun 2022, Juragan Material mengumpulkan dana awal sebesar $4 juta dari para investor termasuk Go-Ventures dan SIG.
Mengutip Linked In, sebelum membangun Juragan Material, dia menempuh pendidikan tinggi di University of Washington dan menyabet gelar Bachelor of Science dengan status Cum Laude pada 2015.Dia kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang Master di University Collage London (UCL) dan mendapat gelar Master of Science pada 2018.
5. Tamara Dewi Gondo Soerijo, Co-Founder Liberty Society
Wanita yang berusia 26 tahun ini merupakan salah satu pendiri Liberty Society. Prestasinya di bisnis tersebut membuatnya berhasil masuk ke dalam jajaran Forbes 30 Under 30 Asia 2024 di kategori Social Impact.
Tamara mendirikan Liberty Society karena keinginannya untuk mendistribusikan kembali keuntungan perusahaan guna membantu perempuan yang terpinggirkan. Dengan menyasar para pengungsi di Indonesia dari Timur Tengah dan Afrika, Liberty Society menyelenggarakan lokakarya untuk menunjukkan kepada para perajin cara membuat barang dari bahan daur ulang dan menjualnya ke perusahaan.
Perusahaan ini mendaur ulang sampah menjadi tas jinjing dan barang dagangan, yang kemudian menjadi hadiah perusahaan untuk Samsung, AXA Indonesia, dan perusahaan besar lainnya. Soerijo, mantan kontestan Miss Indonesia, menerima hibah lebih dari $500.000, termasuk dari DBS dan UNDP.
Baca Juga: 8 Pengusaha Tajir yang Berbisnis Tekstil Terbesar di Indonesia, Siapa Saja?