2. Makan Ikan Teri, Pesto, atau Lentil

Makanan ini menggambarkan gagasan tentang kepadatan gizi, dan menawarkan gizi spesifik yang penting untuk fungsi otak: asam lemak omega-3 (ikan teri), folat (kemangi dalam pesto) dan serat serta vitamin B (kacang lentil).

Sebuah studi penting menunjukkan bahwa sekitar sepertiga peserta dengan depresi berat mencapai remisi penuh hanya dengan memperbaiki pola makan mereka. Penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa pola makan yang kaya akan makanan ultra-olahan dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi.

Diet Mediterania, yang kaya akan makanan penunjang otak ini, secara signifikan mengurangi penanda peradangan yang terkait dengan depresi. 

Omega-3 secara khusus membantu menjaga fluiditas membran neuronal dan mendukung pembentukan sinaps. Keduanya penting untuk pembelajaran dan pengaturan emosi.

Baca Juga: 5 Makanan Beku Terbaik untuk Kesehatan Otak

3. Tetap Berinteraksi atau Terhubung dengan Orang Lain

Hubungan antarmanusia memberikan dukungan neurobiologis yang penting bagi kesehatan otak. Namun, kualitas interaksi ini lebih penting daripada kuantitasnya.

Sebuah meta-analisis komprehensif terhadap 148 penelitian menemukan bahwa hubungan sosial yang kuat meningkatkan kelangsungan hidup sekitar 50%,  sebanding dengan efek berhenti merokok.

Interaksi sosial yang positif memicu pelepasan oksitosin, yang mengurangi kadar kortisol dan proses peradangan. Bahkan interaksi sosial yang singkat dapat meningkatkan kinerja kognitif.

Sebaliknya, isolasi sosial dikaitkan dengan meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular dan stroke. 

“Ini mencerminkan seberapa dalam sistem neurobiologis kita bergantung pada hubungan manusia,” terang Ramsey.