Gangguan kecemasan atau anxiety bisa datang tiba-tiba, membuat napas terasa berat, pikiran kalut, dan hati tak menentu. Dalam kondisi seperti itu, tidak semua orang ingin langsung berbicara atau mencari solusi besar.
Terkadang, yang dibutuhkan hanyalah keheningan, kalimat yang menenangkan, dan pelukan dalam bentuk kata-kata.
Jika Anda sedang mencari penghiburan yang lembut dan refleksi yang menenangkan, 10 buku di bawah ini layak masuk daftar bacaan Anda.
Ditulis oleh para penulis yang memahami liku emosi manusia, buku-buku ini tidak menawarkan resep instan, melainkan pengertian yang jujur dan hangat.
Dan, berikut 10 buku pilihan yang menawarkan harapan, pemahaman, dan kebijaksanaan penuh penghiburan seperti sahabat yang tahu kata tepat saat hari sulit tiba.
1. The Comfort Book karya Matt Haig
The Comfort Book, buku karya Matt Haig ini sesuai judulnya bisa menjadi salah satu buku yang dapat membuat kita merasa lebih nyaman.
Buku ini berisikan kumpulan refleksi singkat dan cerita kehidupan nyata yang menenangkan hati. Cocok dijadikan pegangan saat emosi tak menentu dan Anda butuh grounding perlahan.
Tak hanya itu saja, melalui buku ini kita akan kembali disadarkan betapa berharganya diri kita dan betapa pentingnya kehidupan yang sedang kita jalani saat ini.
2. Reasons to Stay Alive karya Matt Haig
Buku ini merupakan memoar pribadi yang menghantarkan pengalaman penulis menghadapi kecemasan dan depresi.
Meski mengakui depresi dan kecemasan sebagai penyakit, Reasons to Stay Alive juga mengaitkan meningkatnya prevalensi gangguan ini dengan malaise yang lebih luas dalam masyarakat modern. Dipengaruhi oleh apa yang digambarkan David Foster Wallace sebagai “kecemasan yang bisa diatasi lewat pembelian,” Haig mencatat bahwa “menjadi tenang telah menjadi semacam tindakan revolusioner.”
Dan, bacaan ini akan membuat Anda menyadari bahwa Anda tak sendirian, dan proses penyembuhan itu nyata.
3. The Gifts of Imperfection karya Brené Brown
Buku ini mengajak Anda menerima diri dengan segala ketidaksempurnannya. Disertai riset ilmiah, memberi penghiburan pada hari-hari Anda merasa kurang dan ragu pada diri sendiri.
Baca Juga: 5 Buku Rekomendasi Warren Buffett untuk Membantu Anda Menjadi Lebih Kaya di 2025
4. Maybe You Should Talk to Someone karya Lori Gottlieb
Buku ini mengisahkan tentang seorang terapis yang akhirnya memutuskan untuk menjalani terapi. Full of humor dan kejujuran, buku ini mengingatkan bahwa semua orang apapun profesinya memiliki masalah sendiri.
5. Notes on a Nervous Planet karya Matt Haig
Buku ini refleksi mengenai tekanan hidup modern terhadap kesehatan mental. Haig menawarkan sudut pandang menenangkan dan saran praktis menghadapi kehidupan yang serba cepat.
6. Big Magic karya Elizabeth Gilbert
Meski membahas kreativitas, buku ini juga menjadi panduan menyusuri ketakutan dan kecemasan, seolah Anda punya sahabat pemberani yang memberi semangat.
7. Untamed karya Glennon Doyle
Dengan kejujuran tanpa filter, Doyle mengajak Anda percaya pada suara batin sendiri. Cocok bagi Anda yang merasa bingung saat kecemasan merusak rasa percaya diri.
8. You Are Here karya Thich Nhat Hanh
Buku ini mengajarkan mindfulness sebagai jangkar bagi pikiran yang gelisah. Setiap halamannya menghadirkan ketenangan spiritual sederhana.
9. First, We Make the Beast Beautiful karya Sarah Wilson
Pendekatan puitis untuk memahami kecemasan sebagai pengiring, bukan musuh. Wilson tidak mencari solusi instan, tetapi menjelajahinya bersama Anda.
10. How to Do Nothing karya Jenny Odell
Buku ini berisikan seruan untuk merebut kembali perhatian dan ketenangan dari hiruk-pikuk dunia. Odell menawarkan cara hidup perlahan dan istirahat penuh makna sebagai antidot terhadap kecemasan zaman sekarang.
Baca Juga: 10 Buku Klasik yang Mengubah Dunia dan Cara Kita Berpikir