Dalam dunia usaha, diversifikasi bisnis kerap disebut sebagai strategi untuk memperkuat fondasi perusahaan. Sederhananya, diversifikasi adalah langkah memperluas usaha ke bidang lain agar perusahaan tidak hanya bergantung pada satu industri saja.
Hal inilah yang juga dilakukan oleh Djarum Group. Dalam sebuah kesempatan, Chief Operating Officer PT Djarum Victor Hartono mengungkapkan, keputusan untuk melakukan diversifikasi bukan semata-mata karena ambisi besar atau keserakahan, melainkan dilandasi rasa waspada yang lahir dari pengalaman pahit.
Victor merujuk pada bisnis sebelumnya di keluarga yang terpaksa tutup. Di antaranya seperti bisnis minyak kelapa menderita kebangkrutan karena kehadiran minyak kelapa sawit hingga bisnis mercon yang ditutup oleh pemerintah kependudukan Belanda karena kehadiran tentara Jepang.
Djarum pernah merasakan langsung bagaimana sebuah industri bisa tiba-tiba hilang, entah karena faktor alam, perubahan pasar, atau perkembangan teknologi. Ia pun mencontohkan fenomena DVD yang runtuh saat era digital mulai menguasai pasar.
“Kalau terlalu dekat hubungannya, bisa mati sama-sama,” ujarnya seperti dikutip Olenka, Jumat (05/09/2025).
“So industri yang kita masukin sengaja tidak ada hubungannya sama yang sebelumnya. Tapi emang mesti punya skill multitasking gitu. Kebetulan kita pikir keluarganya kita dan timnya kita bisa,” tambahnya.
Langkah tersebut membuat Djarum dikenal sebagai kelompok usaha yang berani melakukan ekspansi “ke kanan dan ke kiri”. Dari luar, sebagian orang mungkin melihat ini sebagai bentuk keserakahan. Namun Victor menegaskan, “Kamu nggak ngerti betapa insecure-nya kita. Ini dasarnya karena rasa insecure keluarga yang pernah ngalamin industri-nya gone.”
Bagi Djarum Group, diversifikasi adalah upaya untuk bertahan hidup di tengah ketidakpastian. Bukan salah manajemen, bukan salah pemilik, bahkan bukan salah negara jika sebuah industri tiba-tiba runtuh.
“Ini diversifikasi guys. Ya kita nggak mau bangkrut ya, cuman kadang-kadang bisa kejadian. Orang kayak si perconcap Leo gitu sama hotel di Bali bisa kejadian. Bukan salahnya manajemen, bukan salahnya owner, bukan salahnya negara. It's just happen,” imbuhnya.
Lebih jauh, Victor menekankan bahwa strategi ini hanya bisa berjalan bila perusahaan memiliki kemampuan multitasking. Di mana memiliki tim yang solid, keluarga yang siap, dan mental untuk mengelola berbagai sektor sekaligus.
Hal itulah yang menurutnya menjadi modal utama Djarum dalam memperluas sayap ke berbagai bidang, dari rokok, perbankan, properti, hingga teknologi.
Baca Juga: Victor Rachmat Hartono, Si Sulung Penerus Perusahaan Rokok Terbesar di Indonesia
Dengan kata lain, diversifikasi bagi Djarum bukan hanya strategi pertumbuhan, tetapi lebih kepada jaminan keamanan. Sebuah langkah antisipasi untuk memastikan bahwa apapun yang terjadi di masa depan, perusahaan keluarga ini tetap memiliki pijakan yang kuat.