Tak hanya kinerja positif pada pemboran sumur eksplorasi, PHR juga secara aktif melakukan evaluasi geologi dan geofisika bawah permukaan untuk mengidentifikasi potensi-potensi yang selama ini terlewat, khususnya potensi target dangkal atau Low Quality Reservoir (LQR). Dengan penggunaan konsep dan teknologi baru, tambahan sumber daya di tempat yang berhasil dibukukan sebesar 70 juta barel minyak sumber daya terambil atau sebesar 320 juta sumber daya di tempat melalui penemuan struktur Mindal Emas.
Andre melanjutkan, akuisisi data geofisika baru juga tidak kalah penting. Dengan menggunakan perangkat berteknologi tinggi, operasi akuisisi seismik 3D merupakan operasi yang rumit dengan melibatkan lebih dari 1.000 orang (kru) selama proses berlangsung. "Meski demikian, kinerja kegiatan akuisisi seismik 3D sangat baik dari sisi keselamatan kerja dan keandalan operasi dengan total penyelesaian akusisi data saat ini seluas 552 km2," katanya.
Baca Juga: Digitalisasi & Riset Teknologi, Kunci Utama Kinerja Positif Pertamina 2023
PHR saat ini, kata Andre, juga tengah menyiapkan program berikutnya seluas 358 km2 yang akan dieksekusi di akhir tahun 2024, dan diharapkan selesai di tahun 2025. "Dengan melakukan evaluasi seismik 3D baru ini, diharapkan akan ditemukan prospek-prospek ukuran besar Big Fish yang bisa mendukung pencapaian produksi migas nasional di masa yang akan datang," katanya.
Kegiatan eksplorasi yang dilakukan PHR ini memiliki misi penting untuk menemukan tambahan sumber daya baru di Blok Rokan yang saat ini sudah masuk dalam kategori menua (mature). Dengan tambahan sumber daya baru, Blok Rokan sebagai tulang punggung produksi minyak bumi nasional diharapkan akan lebih produktif dan bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia.