Pasca-alih kelola Blok Rokan, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus berupaya dalam meningkatkan produksi minyak dan gas (migas). Salah satunya ialah melalui kegiatan eksplorasi yang berhasil memberikan tambahan sumber daya dan cadangan migas signifikan dari Blok Rokan.
EVP Upstream Business PHR, Andre Wijanarko, mengatakan, PHR berkomitmen melakukan kerja pasti eksplorasi masif dan agresif yang meliputi 11 sumur eksplorasi, 1.000 km2 seismik 3D, serta 5 studi geologi dan geofisika (G&G).
Baca Juga: Kinerja Pertamina Kelola Blok Migas Mahakam dan Rokan
"Pada 3 tahun pertama semenjak alih kelola, PHR sudah melaksanakan pemboran 7 sumur eksplorasi dengan sumur eksplorasi pertama, yakni Sidingin North-1, berhasil membukukan tambahan sumber daya kontinjen dengan angka di tempat sebesar 31,5 juta barel minyak," kata Andre, dikutip Senin (1/7/2024).
Selain itu, lanjut Andre, terdapat 2 sumur eksplorasi migas nonkonvensional (MNK), yakni Gulamo dan Kelok DET, yang merupakan sumur terdalam di wilayah Sumatera bagian tengah yang secara operasional sukses dan diharapkan akan memberikan tambahan sumber daya setelah kegiatan operasional dan evaluasi selesai dilaksanakan pengeboran.
"Kegiatan operasi pemboran 4 sumur eksplorasi lainnya adalah migas konvensional, yakni Pinang East, Mibasa, Sihangat, dan Astrea masih berlangsung dan bahkan pada tahapan ini sudah menunjukkan hasil yang positif dan sedang menunggu uji kandungan lapisan maupun dilanjutkan ke tahapan produksi," jelasnya.
"Pemboran eksplorasi Rokan sebetulnya telah dimulai tahun lalu (2023) dan hasil uji kandungan berupa aliran minyak 300 BOPD pada lapisan baru tight sand sumur Sidingin North-1 saat ini sedang proses penentuan status Eksplorasi bersama dengan sumur Pinang East-1", tambahnya.
Kepala SKK Migas Perwakilan Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus, menyampaikan, pemboran eksplorasi PHR adalah bentuk realisasi Komitmen Kerja Pasti (KKP) tahun 2021-2026 yang harus dilaksanakan mengingat Blok Rokan sebagai SDA non-renewable yang sudah hampir satu abad memberikan sumber minyak dan gas bagi bangsa masih bisa terus diupayakan hasilnya.
"Sebagai operator yang kegiatan operasinya diawasi oleh pemerintah melalui SKK Migas, kami apresiasi PHR telah menunjukkan upaya nyata sejak awal operasi masifnya, baik jumlah pengeboran di area existing (telah ada), maupun area sumur-sumur eksplorasi baru yang berpotensi menjadi sumber cadangan minyak bumi yang targetnya berbeda dari lapisan sebelumnya," ujarnya.
Rikky menjelaskan, bagian KKP PHR lainnya yang sudah disetujui adalah program Eksploitasi melalui teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) yang telah disetujui. "Kami harapkan program EOR bisa menggenapkan penyelesaian komitmen KKP sehingga menjadi milestone penting peningkatan produksi PHR di Blok Rokan untuk target nasional 1 Juta barel perhari tahun 2030," pungkas Rikky.