Melaksanakan Gerakan Nasional Gemar Membaca
Selain itu, pemerintah juga melaksanakan Gerakan Nasional Gemar Membaca yang diamanatkan melalui PP nomor 24 tahun 2014 dan diperkuat lagi dengan Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Teknis pelaksanaan program Gerakan Nasional Gemar Membaca sendiri selanjutnya diatur melalui kemendikbud dengan penerbitan petunjuk teknis Gerakan Literasi Nasional (GLN) 2017. Setelah GLN, kemendikbud menerbitkan petunjuk teknis Gerakan Literasi Keluarga (GLK), Gerakan Literasi Sekolah (GLS), dan Gerakan Literasi Masyarakat ( GLM).
Gak berhenti di situ, kesadaran akan pentingnya literasi sejak dini membuat Pemerintah pun memperkuat literasi melalui tiga program, yaitu Pertama, Program Literasi Keluarga yaitu penyiapan konten literasi keluarga dan penyusunan panduan literasi di keluarga seperti membacakan buku, mendongeng, dan lainnya.
Kedua, Program Literasi Satuan Pendidikan yaitu penyusunan panduan literasi dalam pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berpikir kritis peserta didik.Dan ketiga, Program Literasi Masyarakat, yakni peningkatan akses dan konten literasi masyarakat melalui peningkatan layanan perpustakaan secara nasional.
Melaksanakan Transformasi Perpustakaan
Menurut Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar menyampaikan bahwa Perpustakaan Nasional melaksanakan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial untuk menciptakan masyarakat yang berpengetahuan, inovatif, kreatif, dan produktif.
Perpusnas juga melakukan penguatan kolaborasi ekosistem literasi dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk dengan penggiat literasi (Bunda Literasi, Duta Baca, Duta Baca Pelajar, dan Aktivis Literasi).
Baca Juga: Pentingnya Peran Orang Tua dalam Pemahaman Literasi Digital pada Anak
Meluncurkan Program Merdeka Belajar
Melalui program Merdeka Belajar, program ini disebut paket lengkap yang meliputi pemilihan buku bermutu, penjenjangan buku sesuai dengan kemampuan baca anak, pencetakan dan pengiriman buku langsung ke sekolah, serta pelatihan pendampingan bagi guru di sekolah penerima buku.
Untuk mempercepat peningkatan sarana dan prasarana akses literasi masyarakat, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek mengirimkan buku bacaan bermutu kewilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Tidak hanya itu saja, Badan Bahasa juga menyediakan akses Buku Digital kepada seluruh masyarakat.
Mengembangkan Ekosistem Digital
Seiring kemajuan teknologi, literasi digital juga terus di kembangkan. Badan Aksesibilitas, Telekomunikasi, dan Informasi (BAKTI) Kominfo telah mengembangkan 51 solusi ekosistem digital yang meliputi bidang pemerintahan dan kesehatan, UMKM hulu dan hilir, pendidikan dan literasi digital, serta pariwisata.
Pengembangan Kapasitas Literasi
Pengembangan kapasitas literasi juga dilakukan hingga masyarakat Desa. Hal tersebut merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan Desa tertuang didalam SDGs Desa Ke-4 yakni pendidikan desa berkualitas. Pengembangan literasi desa antara lain mencakup lengembangan Perpustakaan Desa (PD) atau Taman Bacaan Masyarakat Desa (TBM), pengembangan Sekolah Lapang, pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), dan pengembangan Keterampilan Abad 21.
Nah Growthmates, dengan banyaknya upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan minat membaca, pada akhirnya pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan tingkat literasi di Indonesia, semua lini harus berdoa dan bekerja sama agar program-program pemerintah berjalan dengan lancar, dimulai dari lingkungan terdekat, yakni keluarga.
Selain keluarga, peran pemerintah dalam memberikan akses-akses kemudahan untuk mengembangkan literasi juga dibutuhkan, dan tak lupa masyarakatnya harus dapat memanfaatkan akses-akses tersebut dengan baik, sehingga terciptalah literasi di Indonesia yang meski perlahan, meningkat ke tingkat selanjutnya. Semoga informasinya bermanfaat ya!
Baca Juga: Mengapa Tingkat Literasi Indonesia Rendah? Ternyata Ini 5 Penyebabnya!