PT United Tractors Tbk membukukan pendapatan bersih sebesar Rp100,5 triliun hingga kuartal III tahun 2025, atau naik sebesar 1% dari Rp99,6 triliun pada periode yang sama di tahun 2024. Pendapatan bersih tersebut terutama berasal dari segmen Kontraktor Penambangan sebesar Rp40,2 triliun yang turun 8% dari periode yang sama tahun lalu.
Selanjutnya, sebesar Rp29,3triliun berasal dari segmen Mesin Konstruksi yang naik 11% dari periode yang sama tahun lalu; Rp18,8 triliun dari segmen Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi, 9% lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu; serta Rp10,3 triliun dari segmen Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya, 53% lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Laba Bersih ROTI pada Kuartal III/2025 Naik 33,3% QoQ
"Sementara itu, laba bersih United Tractors turun 26% menjadi Rp11,5 triliun disebabkan oleh penurunan kontribusi dari segmen Kontraktor Penambangan yang terkendala curah hujan tinggi dan segmen Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi akibat harga jual batu bara yang lebih rendah. Namun demikian, terdapat peningkatan kontribusi terutama dari Pertambangan Emas," ujar Corporate Secretary PT United Tractors Tbk, Ari Setiyawan, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).
Segmen Usaha Mesin Konstruksi
Segmen ini mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 10% menjadi 3.653 unit. Komatsu tetap mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar alat berat dengan pangsa pasar mencapai 22%, berdasarkan riset pasar internal. Sementara itu, penjualan Scania naik dari dari 298 unit menjadi 393 unit dan penjualan UD Trucks turun dari 156 unit menjadi 137 unit. Total pendapatan bersih dari Mesin Konstruksi meningkat 11% menjadi Rp29,3 triliun.
Segmen Usaha Kontraktor Penambangan
Segmen usaha Kontraktor Penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dan anak usahanya PT Kalimantan Prima Persada (KPP Mining). Sampai kuartal III, PAMA Grup mencatatkan volume pekerjaan pemindahan tanah yang lebih rendah sebesar 10% menjadi 829 juta bcm dan volume produksi batu bara untuk para kliennya turun 2% menjadi 109 juta ton, dengan rata-rata stripping ratio sebesar 7,6x.
Segmen Usaha Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi
Lewat PT Tuah Turangga Agung (Turangga Resources), volume penjualan batu bara hingga kuartal III sebesar 9,2 juta ton (termasuk 2,8 juta ton batu bara metalurgi), naik 15% dari periode yang sama tahun 2024. Total volume penjualan batu bara termasuk batu bara pihak ketiga mencapai 11,2 juta ton, 10% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan segmen usaha Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi turun sebesar 9% menjadi Rp18,8 triliun karena penurunan rata-rata harga jual batu bara.
Segmen Usaha Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya
Segmen usaha Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 53% menjadi Rp10,3 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan penjualan dan harga rata-rata emas. PT Agincourt Resources (PTAR) dan PT Sumbawa Jutaraya (SJR) mencatatkan total penjualan setara emas sebesar 178 ribu ons sampai dengan triwulan ketiga tahun 2025, 8% lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, PT Stargate Pasific Resources (SPR) mencatatkan penjualan bijih nikel sebesar 1,6 juta wet metric ton (wmt) sampai triwulan ketiga tahun 2025 yang terdiri dari 0,5 juta wmt saprolit dan 1,1 juta wmt limonit.