“Dulu saya pernah bikin film dengan latar perang, tapi masih cenderung drama. Di film ini kami coba tampilkan aksi perangnya secara penuh, ada puluhan adegan pertempuran, pembelahan senjata, dan segala upaya agar terasa nyata. Bisa dibilang ini full-blown action,” ungkapnya.
Rahabi juga menambahkan bahwa tim produksi benar-benar berupaya untuk tidak mengecewakan penonton dengan menghadirkan skala dan emosi yang lebih kuat.
“Kami ingin memuaskan keinginan penonton, dorong batas kemampuan produksi lokal, dan menjawab tantangan—bisa nggak sih kita bikin film perang dengan kualitas yang maksimal? Dan kami mencoba itu di BELIEVE,” lanjutnya.
Berperan sebagai Agus dalam film BELIEVE menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi Ajil Ditto. Tidak hanya menghadapi tantangan fisik dan emosi dalam mendalami karakter seorang pejuang, Ajil juga merasakan ikatan kuat yang terjalin di antara para pemain selama proses syuting.
“Aku bersyukur banget bisa jadi bagian dari tim ini, ada rasa persahabatan yang kuat di antara kami, dan semoga itu bisa terlihat juga di layar. Aku berharap penonton bisa melihat bahwa karakter Agus bukan hanya soal peran perang, tapi juga sisi kemanusiaannya,” tutur Ajil Ditto dalam kesempatan yang sama.
Trailer film Believe memberikan sedikit gambaran keseruan yang akan dapat disaksikan para penikmat film, khususnya film laga perang. Mengambil latar belakang kisah nyata Operasi Seroja tahun 1975, dan operasi ke Timor Timur tahun 1995 dan 1999, tim kreatif dari rumah produksi Bahagia Tanpa Drama (@bahagiatanpadrama) melakukan riset mendalam untuk memastikan aksi laga, area peperangan, seragam tentara, settingan desa Timor Timur 1970an, hingga jenis senjata yang dipergunakan, mirip dengan kondisi nyata, dan sesuai dengan jamannya.
Poster dan Trailer resmi yang diluncurkan ini menjadi penghantar yang membuat pemirsa penasaran tentang kisah kelanjutan dari Agus yang melalui pergulatan batinnya di tengah dentuman pertempuran. Adapun film Believe – Takdir, Mimpi, Keberanian akan tayang di seluruh bioskop di Indonesia mulai 24 Juli 2025.
Sinopsis
Agus (Ajil Ditto) tumbuh dalam bayang-bayang sang ayah, Sersan Kepala Dedi (Wafda Saifan), seorang prajurit yang bertempur dalam Operasi Seroja tahun 1975. Meski Dedi telah banyak berkorban, pengabdiannya justru berdampak buruk bagi kehidupan pribadinya.
Kecemasan dan ketidakpastian membuat Ibu Agus pergi, meninggalkan jejak kesepian dan amarah di hati Agus kecil. Tahun demi tahun berlalu, Agus memasuki masa remaja di era 1984, Agus menjadi pemuda yang kerap terlibat perkelahian. Agus muda kehilangan arah, terjebak dalam bayang masa lalu.
Hingga suatu hari, kematian sang ayah justru menyingkap kisah-kisah keberanian dan pengorbanan ayahnya di medan perang, Agus mulai mengenal sosok ayahnya dengan cara yang berbeda. Agus justru terinspirasi oleh keberanian dan pengorbanan yang selama ini tak ia pahami, Agus pun mengambil keputusan besar menjadi seorang prajurit.