Sebagai produser, Rocky Soraya melihat Dusun Mayit sebagai eksplorasi kisah yang dekat dengan masyarakat. Ia juga membeberkan proses riset yang dilakukan timnya.
“Thread-nya memang menarik, tapi saya pikir enggak semua thread 100 persen benar. Jadi tim kami banyak mewawancarai pendaki yang pernah melewati Gunung Welirang. Ceritanya ternyata sama. Gunung Welirang bahkan sempat ditutup tiga tahun karena banyak orang hilang, dan baru dibuka lagi saat kami syuting,” beber Rocky.
Rizal menambahkan bahwa lokasi dalam film tidak sepenuhnya merepresentasikan dunia nyata.
“Lokasi Gunung Welirang itu tepatnya di Batu, Malang. Kita memang syuting ke sana, tapi ada juga lokasi yang kita pass off sebagai hutan demi keselamatan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa tempat-tempat seperti danau dan desa dalam film merupakan bagian dari dunia gaib.
“Itu danau gaib, desa mayitnya juga gaib. Mereka terjebak di tempat yang tidak ada di dunia nyata, dan masalahnya adalah bagaimana cara keluar dari sana,” tukasnya.
Dari sisi visual, terutama untuk sosok penguasa gunung, Rizal mengungkapkan pendekatan yang berbeda dengan memadukan pemeran fisik dan CGI.
“Biasanya makhluk penjaga itu kurus dan devilish. Saya pikir, gunung itu besar, jadi kenapa enggak sesuatu yang masif,” katanya.
“CGI yang baik itu dicampur dengan practical effect, bukan pure CGI,” tegasnya.
Pemilihan pemain utama pun dilakukan tanpa proses casting panjang. Rocky Soraya mengaku sudah memiliki gambaran kuat soal karakter sejak awal.
Pengalaman para pemain di lokasi syuting dipenuhi tantangan dan cerita tak terlupakan. Fahad Haydra, yang memerankan Aryo, menyebut adegan emosional di dalam tenda sebagai favoritnya.
“Dari perspektif usia dan emosi, itu jadi salah satu scene favorit saya,” ujarnya.

Sementara bagi Ersya, tantangan terbesar justru datang dari adegan underwater.
“Aku kira aku enggak akan survive,” katanya.
Dengan latihan terbatas, ia harus menyelam hingga dasar kolam sedalam tiga meter.
“Yang paling berat itu melawan panik. Kalau enggak tenang, scene ini enggak akan selesai,” tambahnya.
Tak hanya itu, Ersya juga mengaku mengalami pengalaman supranatural selama menginap di hotel lokasi syuting.
“Aku ketindihan dan melihat bayangan tinggi besar berjalan ke arah cermin. Bangun-bangun aku sudah keringetan,” ungkapnya.
Sebagai informasi, film Dusun Mayit dijadwalkan tayang di bioskop mulai 31 Desember 2025, bertepatan dengan momen liburan akhir tahun, waktu yang kerap menjadi ajang uji nyali penonton.
Dengan perpaduan horor, petualangan, riset mendalam, serta pengalaman personal para pemainnya, Dusun Mayit bukan sekadar film seram. Film ini menjadi refleksi tentang batas manusia, pentingnya persiapan, dan konsekuensi ketika seseorang melangkah ke wilayah yang seharusnya tetap menjadi misteri.
Baca Juga: Daftar Film tentang Ibu yang Ceritanya Dekat dengan Kehidupan Nyata