Sudah hampir dipastikan mayoritas masyarakat perkotaan mengetahui dan mengenal Ramayana, perusahaan ritel terkemuka itu hampir ditemukan di setiap kota besar di Indonesia.
Hingga saat ini Ramayana masih kokoh berdiri di tengah perubahan pola dan cara berbelanja masyarakat yang memilih membeli sesuatu secara daring atau pergi mall.
Kendati ramayana sudah lekat dengan masyarakat, namun tidak banyak yang tahu sosok di balik raksasa ritel itu, wajar saja sang pemilik memang jarang tersorot kamera media, namun karyanya berdampak luas dan terus membekas di benak masyarakat.
Baca Juga: Kisah Paulus Tumewu Dirikan Ramayana, Tempat Favorit Ibu-ibu Jelang Lebaran
Ia adalah Paulus Tumewu, pencetus dan pendiri Ramayana yang memilih bekerja dalam senyap. Pria kelahiran Makassar pada 1952, itu memang dianugerahi bakat berbisnis mumpuni yang kelak mengantarnya sebagai seorang pebisnis andal juga pengaruh besar di Indonesia.
Soal tata cara berbisnis, itu bukan barang baru bagi Paulus, ilmu ini sudah ia pelajari sejak belia, maklum orang tuanya juga memilih profesi pedagang sebagai jalan hidupnya. Ibu bapaknya membuka toko kelontong di kampung halaman mereka di Makassar, Sulawesi. Toko itu pula yang menjadi sumber penghidupan utama bagi keluarga Paulus.
Awal Mula Merintis Ramayana
Misi membangun toko ritel bukan sebuah kebetulan belaka, jelas itu sudah melalui berbagai perhitungan matang, namun jalan untuk menggapai mimpi itu tentu tak tak mudah, berkelok dan curam.
Berbeda dengan orang tuanya yang memilih membuka toko di kampung halamannya, Paulus memilih berdiri menantang badai, tekadnya sudah bulat, ia akan merantau ke Jakarta dan memulai lembaran hidup baru.
1978 adalah awal mulai perjuangan Paulus di perantauan. Ia memboyong anak istrinya ke Ibu Kota. Sekadar info istri Paulus adalah Tan Lee Chuan, adik Eddy Tansil, sekarang mereka telah memiliki tiga orang anak.
Di Jakarta Paulus mula-mula membuka sebuah toko pakaian di Jalan Sabang, Jakarta Pusat, namanya Ramayana Fashion Store. Toko itu mendapat atensi masyarakat, penjualannya laku keras sehingga tak butuh waktu lama Ramayana Fashion Store sudah dikenal publik luas.
Ini adalah kesempatan emas, Paulus yang ketika itu telah dibantu rekannya Agus Makmur langsung mengubahnya menjadi perusahaan publik, yang dikenal sebagai PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk.
Dengan berbagai kerja keras yang menguras keringat, Paulus sukses menyulap Ramayana menjadi jaringan ritel besar di Indonesia dalam waktu singkat. Tetapi ini bukan puncak tertingginya.
Paulus tak gampang merasa puas, ia tak mau Ramayana hanya dikenal orang-orang Jakarta. Setelahnya ia berhasil melakukan ekspansi perdana ke Bandung, Jawa Barat.
Segmen pasarnya juga mulai diperluas, Ramayana tidak lagi berkutat pada penjualan pakaian, namun merambah hingga ke penjualan tas, sepatu, dan aksesoris.
Bandung bukan perhentian terakhir, ia adalah permulaan menuju jenjang yang lebih tinggi, setelah ekspansi ke Bandung, Ramayana mulai di diperkenalkan di kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Singkatnya setelah empat tahun membuka toko di Bandung, Paulus sudah berhasil memiliki 13 toko dengan 2.500 karyawan. Sebuah pencapaian luar biasa dibalik kerja senyap Paulus.
Pada 1996, Paulus membawa Ramayana ke level yang jauh lebih tinggi, perusahaanya itu kini ikut melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham RALS.
Baca Juga: Seskab Teddy: Detik Pertama Bencana Sumatra-Aceh Negara Sudah Hadir di Sana Tanpa Kamera
Kini Ramayana telah tersebar di 40 Kota di Indonesia. Paulus berhasil mencatatkan nama Ramayana sebagai salah satu jaringan ritel terbesar di Indonesia.
Masuk Daftar Orang Terkaya di RI
Hasil dari sebuah kerja keras memang tidak pernah berkhianat, perjuangan Paulus dalam memangun kerajaan bisnisnya suksesnya melambungkan namanya sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia.
Kesuksesan besar Ramayana, bikin Paulus menjadi langganan daftar orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes.
Bahkan ketika Ramayana sedang dalam ujian besar karena tekanan bisnis yang mulai mengguncang di awal 2000-an, nama Paulus masih menjadi salah satu manusia terkaya di Indonesia bersama 39 konglomerat lainnya.
Paulus berada di urutan ke-15 daftar orang paling tajir seantero Indonesia pada 2006. Total kekayaan Paulus ketika itu mencapai US$440 juta atau sekitar Rp3.96 triliun.
Baca Juga: Geger Bantuan Diaspora untuk Korban Bencana Sumatra Dipajaki, Purbaya Beri Pernyataan Tegas
Sebagai catatan, Ramayana sekarang ini sedang menghadapi guncang hebat lantaran munculnya International Trade Centre (ITC), yang menawarkan barang dengan harga lebih bersaing dan lebih banyak pilihan.
Namun di tengah turbulensi bisnis itu, sang kapten selalu menemukan cara untuk keluar dari masalah, hingga kini Ramayana tetap kokoh berdiri. Cobaan adalah pelajaran terbaik yang mengajarkan tentang bagaimana bertahan di tengah badai