Di Indonesia, ada kebiasaan membeli baju baru untuk menyambut hari besar, seperti Lebaran. Dari banyaknya toko baju yang ada, Ramayana telah menjadi tujuan utama masyarakat Indonesia selama bertahun-tahun, terutama kelas menengah ke bawah.

Tidak hanya itu, Ramayana juga diburu ibu-ibu setiap momen kenaikan kelas. Mereka memborong tas hingga sepatu untuk anak-anak mereka. Maraknya iklan Ramayana di televisi semakin memperkuat posisi Ramayana sebagai toko retail kepercayaan masyarakat.

Baca Juga: Kisah Petinggi OT Group Didatangi Orang untuk Pinjam Uang

Dari Makassar ke Jantung Ibu Kota

Sosok di balik berdirinya Ramayana adalah Paulus Tumewu. Dia belajar bisnis dari toko kelontong orang tuanya di Makassar. Setelah menikahi Tan Lee Chuan, adik Eddy Tansil, Paulus pindah ke Jakarta. Usianya baru 26 tahun saat pertama kali merintis Ramayana di tahun 1978 yang kala itu masih bernama Ramayana Fashion Store dan fokus berjualan pakaian.

Perusahaan tersebut berkembang hingga Paulus mendirikan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk pada tanggal 14 Desember 1983, berkongsi dengan Agus Makmur. Dua tahun setelahnya, Paulus berhasil melakukan ekspansi ke Bandung di tahun 1985, bersamaan dengan penambahan produk yang dijual: tas, sepatu, hingga aksesori. Di tahun keempatnya, Ramayana sudah memiliki 13 gerai dengan jumlah karyawan mencapai 2.500 orang.

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk resmi melantai di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1996 dengan kode emiten RALS. Jumlah gerainya saat itu telah tersebar di 40 kota di Indonesia.

Tantangan Melanda

Ramayana berhasil tumbuh menjadi raja retail yang menjadi lawan sepadan bagi Matahari. Sayangnya, kejayaan tersebut diuji ketika Ramayana dilanda penurunan pemasukan di tahun 2005. Dari laba bersih sebesar Rp311 miliar pada tahun sebelumnya, keuntungan bersih Ramayana tercatat sebesar Rp302 miliar di tahun 2005. Munculnya pesaing di dunia retail dengan kehadiran International Trade Centre (ITC) dinilai sebagai salah satu penyebabnya.

Meski begitu, Paulus Tumewu berhasil masuk dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes pada 2006. Dia berada di peringkat ke-15 dengan kekayaan mencapai US$440 juta. Kini, namanya memang sudah tidak bertengger dalam daftar orang-orang terkaya di Indonesia.

Hingga kini, Ramayana masih bertahan dan tetap dikenang sebagai salah satu gerai retail terfavorit masyarakat.