Bisnis properti memang seperti tidak ada habisnya dan selalu berkembang setiap tahunnya. Selain transaksi jual beli dan sewa menyewa properti, bisnis ini juga mencakup aktivitas seperti pengembangan, perencanaan, desain, konstruksi, pemeliharaan, dan pemasaran properti.
Di Indonesia sendiri ada beberapa nama pengusaha properti yang sudah malang melintang puluhan tahun dalam bisnis ini. Lantas, siapa saja para pengusaha bisnis properti yang sukses dan berperan krusial bagi ekonomi Indonesia? Yuk, intip 9 tokoh pengusaha properti Indonesia di sini!
1. Keluarga Widjaja
Keluarga Widjaja merupakan pemilik dari perusahaan besar Sinar Mas. Sinar Mas Group juga aktif di bidang properti dengan mengembangkan berbagai proyek properti di Indonesia.
Lini bisnis properti Grup Sinar Mas digarap oleh PT Duta Pertiwi Tbk atau yang lebih dikenal dengan Sinarmas Land. Perusahaan ini merupakan pengembang kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) di Kota Tangerang Selatan. Selain di BSD, perusahaan ini juga mengembangkan berbagai proyek properti di daerah lain seperti Jakarta, Bogor, Surabaya, Depok, Bekasi, Batam, Balikpapan, hingga ke China.
Kontribusi Eka Tjipta Widjaja dalam industri properti telah membuatnya menjadi salah satu pengusaha properti paling sukses dan kaya di Indonesia. Dilansir dari Majalah Forbes per Februari 2024, saat ini keluarga ini memiliki kekayaan bersih sebesar $10,8 miliar, tanpa mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Akan tetapi, pemilik dari perusahaan ini yaitu Eka Tjipta Widjaja sudah meninggal Januari 2019 lalu dan telah mewariskan seluruh kekayaannya kepada anak anaknya.
2. Keluarga Mochtar Riady
Mochtar Riady adalah pendiri Lippo Group. Perusahaan milik Mochtar Riady ini dikenal telah berhasil melakukan usaha terintegrasi yaitu diversifikasi berupa hunian, kota mandiri, apartemen, hotel, rumah sakit, hingga kawasan industri.
Selain fokus pada sektor properti, Lippo Group juga aktif dalam sektor-sektor lain seperti ritel, kesehatan, media, dan pendidikan.
Saat ini, kepemimpinan Lippo Group dipegang oleh anak-anak Mochtar Riady, James dan Stephen. Stephen juga mengelola perusahaan properti di Singapura, yaitu OUE, yang pada tahun 2020 menjual Menara Bank Amerika Serikat yang ikonik di pusat Kota Los Angeles.
Menurut data Forbes per Juni 2024, Mochtar Riady sendiri tercatat memiliki kekayaan $1,4 miliar atau sekitar Rp22 triliun dan menempati urutan orang terkaya ke-24 di Indonesia dan urutan ke-2.276 dunia.
3. Keluarga Ciputra
Ciputra adalah nama yang sangat dikenal dalam industri properti di Indonesia. Beliau memulai karier sebagai seorang arsitek sebelum akhirnya mendirikan Ciputra Group pada tahun 1981.
Ciputra Group merupakan salah satu perusahaan properti terkemuka di Indonesia, dengan proyek tersebar di 71 kota di Indonesia. Bahkan, perusahaan ini juga memperluas bisnisnya ke luar negeri, seperti yang terlihat dari pembangunan Ciputra Hanoi International City.
Di dalam negeri, Ciputra Group telah berhasil mengembangkan berbagai proyek properti di seluruh Indonesia, termasuk perumahan, perkantoran, dan pusat perbelanjaan. Mereka juga terkenal dengan konsep kota mandiri yang sukses seperti CitraLand, CitraGarden, CitraGarden City Jakarta, Ciputra Mall & Hotel Jakarta, Ciputra World 1 Lotte Shopping Avenue, dan berbagai proyek lainnya.
Ciputra meninggal di Singapura pada 27 November 2019. Estafet bisnis properti Ciputra kini diwariskan kepada anak-anaknya. Keberhasilan Ciputra dalam mengelola bisnis properti inilah yang membuatnya menjadi salah satu pengusaha paling sukses dan kaya di Indonesia.
Saat ini, keluarga Ciputra masuk dalam jajaran orang kaya ke-33 di Indonesia tahun 2022 dengan kekayaan mencapai $1,25 miliar atau setara Rp19,4 triliun.
Baca Juga: 6 Pengusaha Pemilik Jaringan Supermarket di Indonesia
4. Sugianto Kusuma
Sugianto Kusuma adalah bos properti Agung Sedayu Group. Pria yang populer dengan nama Aguan ini terkenal sebagai sosok pengembang properti yang memiliki peran signifikan dalam membangun proyek perumahan, pertokoan, apartemen, dan kawasan niaga hingga industri yang bergengsi.
Setelah membangun proyek pertama Harco Mangga Dua, bisnisnya langsung meningkat tajam dan kurang dari 10 tahun, proyek konstruksi berhasil didapatkan. Pertemuannya dengan Tommy Winata juga kian meningkatkan bisnisnya. Keduanya menghasilkan kawasan real estate seperti Pantai Indah Kapuk, Kelapa Gading, dan kawasan perkantoran elite SCBD Sudirman.
Salah satu lahan bisnis yang dilahirkan dari Agung Sedayu Group yang tengah disorot adalah pengembangan wisata tematik Aloha PIK 2. Aloha PIK 2 sendiri merupakan destinasi tematik yang mengusung nuansa pantai Hawaii di Pantai Pasir Putih, Pantai Indah Kosambi (PIK2), Kabupaten Tangerang.
Kini, Aguan pun menjadi salah satu pengusaha yang berkontribusi dalam pembangunan proyek kebanggaan Jokowi yakni Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Bahkan, ia menjabat sebagai Ketua Konsorsium Nusantara yang membawahi perusahaan milik konglomerat RI.
Belakangan, bisnis properti Agung Sedayu Group pun semakin besar. Dalam laman resmi perusahaan, tercatat ada 57 properti Aguan di bawah bendera Agung Sedayu yang tersebar di Jabodetabek.Selain itu, sejak tahun 2021, bisnis Aguan pun semakin berkembang dan memutuskan untuk melakukan back door listing lewat akuisisi perusahaan publik di bursa.
Kekayaan Aguan ditaksir mencapai Rp42,73 triliun lewat kepemilikan 55,57% saham PANI secara tidak langsung oleh PT Agung Sedayu.
5. Alexander Tedja
Alexander Tedja adalah seorang pengusaha yang berasal dari Indonesia. Ia dikenal sebagai raja properti dan mal dari Surabaya dengan grup perusahaan di bawah bendera Pakuwon Group.
Pakuwon Group memiliki beberapa perusahaan di bawah naungan, dengan fokus utama pada properti dan pusat perbelanjaan. Salah satu aset utamanya adalah Mal Pakuwon, yang saat ini merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Indonesia dengan luas lantai mencapai 180.000 meter persegi.
Selain itu, Pakuwon Group juga memiliki Tunjungan Plaza, mal terbesar kedua di Indonesia, yang juga terletak di Kota Surabaya. Selain itu, melalui anak perusahaan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Pakuwon Permai, juga memiliki dan mengembangkan superblok Supermal Pakuwon Indah, pusat belanja Royal Plaza, pusat belanja Blok M Plaza, dan apartemen servis Somerset Berlian.
Alexander Tedja juga masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia tahun 2022 versi Forbes, menempati peringkat ke-47 dengan total kekayaan $ 955 juta atau sekitar Rp14,8 triliun.
6. Osbert Liman
Meski namanya tidak setenar mendiang Eka Tjipta Widjaja pemilik Sinar Mas, almarhum Ciputra, atau Mochtar Riady pengendali Grup Lippo, kiprah Osbert Lyman di sektor properti tidak bisa diremehkan.
Ia dalam daftar orang terkaya di Indonesia 2021 versi Forbes, memiliki kekayaan $800 juta. Osbert Lyman pun berada di peringkat 49 orang terkaya di Indonesia.
Pria berusia 72 tahun ini dikenal melalui perusahaan keluarga Lyman Group yang didirikan oleh ayahnya, Susanta Lyman pada 1959. Lyman Group adalah sebuah perusahaan yang beroperasi di sektor bisnis real estate, kelapa sawit, dan kayu.
Di Jakarta, grup ini memiliki saham di gedung perkantoran Wisma 46 yang terkenal dengan sebutan "gedung Fountain Pen" dan hotel Shangri-La.
Nama Lyman Group kembali bersinar saat membangun Casa Domaine, proyek mentereng di kawasan pengembangan Kota BNI, Jakarta Pusat. Proyek tersebut terdiri dari menara apartemen kembar mewah dengan 323 unit yang nilainya ditaksir lebih dari Rp2 triliun.
Selanjutnya, Lyman Group juga memiliki portofolio yang tak kalah mentereng, yakni Kota Baru Parahyangan, di Padalarang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kota Baru Parahyangan merupakan proyek perumahan skala besar dengan area seluas 1.250 hektare.
Baca Juga: 6 Pengusaha Kaya Pemilik Jaringan Restoran di Indonesia
7. Harjanto Tirtohadiguno
Nama Harjanto Tirtohadiguno memang jarang diwartakan secara publik karena dia memang tidak suka mempublikasikan dirinya.
Harjanto Tirtohadiguno adalah taipan asal Indonesia yang memulai karirnya dengan mendirikan perusahaan pengembang properti PT Alam Sutera Realty Tbk pada tahun 1993, yang awalnya bernama PT Adhihutama Manunggal.
Melalui Alam Sutera, di tahun 1994 Harjanto berhasil menjual kurang lebih 1.100 hunian dalam waktu singkat, hanya 2 minggu saja. Dalam proyek properti, perusahaannya juga menggarap proyek di Serpong yang kala itu masih jadi hutan dan tak dia miliki di antaranya seperti PT Bekasi Fajar Industrial Estate.
Harjanto Tirtohadiguno juga mengembangkan proyek kawasan industri di Cikarang yang terkenal dengan nama Kota Industri MM2100. Pelan tapi pasti, perusahaannya Argo Manunggal Group beralih menjadi perusahaan konglomerasi yang kini bergerak di beberapa sektor seperti baja, tekstil, properti, pertambangan, perbankan dan juga energi.
Meskipun PT Alam Sutera Realty Tbk awalnya merupakan perusahaan keluarga, perusahaan ini pernah diakuisisi oleh pihak lain sehingga berganti nama menjadi PT Alfa Goldland Realty. Namun, Haryanto kemudian membeli kembali saham perusahaan tersebut dan mengembalikan namanya seperti semula.
8. Husodo Angkosubroto
Belum banyak yang tahu jika Husodo Angkosubroto juga merupakan salah satu konglomerat RI. Ia merupakan anak dari Go Soei Kie atau Dasuki Angkosubroto yang mendirikan perusahaan Gunung Sewu Kencana atau GSK sebagai perusahaan trader komoditas pada tahun 1953 sebelum akhirnya merambah ke sektor properti dan pertanian.
Gunung Sewu adalah sebuah group yang beroperasi di bisnis asuransi, makanan, real estate, konsumen, dan sumber daya alam, dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 30.000 orang.
Dibangun pada tahun 1953, salah satu anak perusahaannya, Farpoint Realty Indonesia, adalah salah satu pengembang properti paling terkemuka di Indonesia. Portfolio real estate mereka antara lain The Hundred, Verde Apartment, Menteng Regency Apartment, Sequis Center, dll.
Husodo Angkosubroto berada di urutan 38 dari daftar 50 orang terkaya se-Indonesia versi Forbes. Pada tahun 2023, kekayaan Husodo tercatat mencapai US$ 1,1 miliar.
9. Soetjipto Nagaria
Soetjipto Nagaria adalah seorang pengusaha properti yang mendirikan dan mengembangkan Group Summarecon Agung. Jebolan ITB itu, saat ini menjabat sebagai chairman di Summarecon Agung Group.
Bisnis Summarecon Agung menggurita di kawasan Kelapa Gading, Gading Serpong/Summarecon Serpong - Tangerang, Summarecon Bekasi, Summarecon Bandung, dan Bali. Terbaru, PT Summarecon Agung Tbk. pun telah sepakat untuk menyalurkan membenamkan modal di proyek IKN.
Ayahanda Soetjipto Nagaria yang adalah seorang pengusaha bangunan sempat mendorong Soetjipto Nagaria untuk mendirikan perusahaannya sendiri ketika ia bekerja. Akhirnya, Soetjipto Nagaria bersama dengan beberapa temannya membeli tanah dan bangunan rumah-rumah di cluster tidak terlalu luas di daerah Tebet, Kemang, Cipete Jakarta Selatan.
Bersama dengan dua keluarga lain, Soetjipto Nagaria di tahun 1975 membangun tanah rawa di daerah urban, Jakarta, yang saat ini sering dikenal dengan nama Kelapa Gading. Usahanya tersebut berkembang hingga sekitar tahun 1990-an, Summarecon mulai muncul dan merambah ke wilayah Tangerang dan membangun Summarecon Serpong.
Di tahun 2012, Summarecon mulai berekspansi ke daerah Bekasi dan mendirikan Summarecon Bekasi, di luar pulau dan juga Summarecon Bandung di tahun 2015. Menurut laporan dari Forbes, Soetjipto Nagaria adalah orang Indonesia pertama yang masuk dalam daftar crazy rich. Total kekayaannya diperkirakan mencapai$400 juta.
Baca Juga: 5 Pengusaha Tajir Indonesia yang Berbisnis Makanan Ringan