“Fungsi gut-brain axis ini bisa memengaruhi kinerja otak hingga menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, dimana nutrisi yang terserap optimal di usus bisa menjadi asupan untuk mendukung kinerja optimal otak dan mendukung sistem daya tahan tubuh. Selain itu, usus yang sehat juga dapat mempengaruhi sosial-emosional anak, karena sekitar 90% serotonin diproduksi oleh sel-sel dalam usus dan akan mengalir ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah yang berperan penting dalam mengatur suasana hati atau mood, bahkan nafsu makan, ” jelas dr. Muzal.
Mengingat pentingnya kesehatan usus untuk mendukung perkembangan dan kinerja otak serta kesehatan anak, maka asupan nutrisi hariannya harus terpenuhi dengan baik.
“Selain itu, untuk menjaga jumlah bakteri baik dalam usus anak tetap seimbang, perlu diberikan asupan prebiotik yang biasanya banyak terkandung dalam sumber makanan seperti buah-buahan, sayur-mayur, susu, kacang-kacangan, dan beberapa jenis akar sayuran atau bisa juga bersumber dari nutrisi lain yang mengandung prebiotik seperti FOS (fructo-oligosaccharides) dan GOS (galacto-oligosaccharides) yang akan menjadi makanan bagi bakteri baik tersebut. Selain itu, untuk mendukung perkembangan optimal otak anak, penting juga untuk melengkapi nutrisi asam lemak rantai panjang seperti DHA, AA dan ALA/LA,” tambah dr. Muzal.
Dengan pencernaan yang sehat, anak akan memiliki suasana hati yang baik untuk mendukung proses pembelajaran sosial emosionalnya. Sebab, kondisi emosi yang positif dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anak. Untuk itu, selain memastikan pencernaan anak sehat, Ibu juga harus memperhatikan dan menstimulasi perkembangan sosial emosional anak dengan baik sesuai dengan tahapan usianya. Perkembangan kognitif anak adalah hal yang bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, anak juga harus mengembangkan atau membangun emosi dan mentalnya.
“Perkembangan sosial dan emosional anak biasanya masih seringkali diabaikan oleh orang tua, guru, dan pengasuh lainnya. Orang tua dan guru harus paham bahwa anak-anak dengan perkembangan emosi yang sehat adalah mereka yang dapat mengekspresikan diri dengan cara yang positif. Sebab, perkembangan sosial dan emosional pada anak usia dini adalah bagaimana mereka mampu mengelola dan mengekspresikan berbagai emosi, baik itu positif maupun negatif," tambah Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K).
Untuk membekali anak-anak dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk mengekspresikan diri dengan cara yang sehat. Orang tua dan guru harus bisa mendukung anak-anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional sejak usia dini.
“Perkembangan sosial-emosional mengacu pada perubahan perilaku yang disebabkan oleh emosi tertentu yang mengelilingi kehidupan awal dan dialami melalui interaksi dengan orang lain. Anak akan belajar secara aktif melalui interaksi dengan teman sebaya dan orang dewasa di sekitar mereka serta eksplorasi lingkungan. Ini adalah proses di mana anak-anak belajar beradaptasi dengan situasi dan emosi dalam interaksi mereka dengan orang lain, dengan cara mendengarkan, mengamati, dan meniru perilaku yang mereka lihat. Sensitivitas terhadap perasaan satu sama lain juga menjadi bagian penting dalam perkembangan sosial emosional anak-anak sehari-hari,” jelas Prof. Rini.
Melihat pentingnya perkembangan sosial emosional anak, dalam rangka memperingati Social Emotional Learning (SEL) Day atau Hari Pembelajaran Sosial Emosional, Nutricia Indonesia melalui Bebeclub mengajak para orang tua untuk bisa lebih memahami emosi si Kecil serta mengajarkannya keterampilan sosial agar memiliki hati yang besar untuk berbagi kebaikan dan tolong menolong kepada sesama temannya.
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK., Medical & Scientific Affairs Director Danone Indonesia mengatakan, “Nutricia Indonesia terus berkomitmen untuk hadir menyediakan nutrisi yang baik untuk si Kecil untuk terus mendukung Ibu dalam memberikan nutrisi dan stimulasi tepat agar si kecil. Salah satunya dengan menghadirkan produk bernutrisi yang dilengkapi asam lemak rantai panjang Triple A (DHA, AA, ALA/LA) untuk perkembangan otak serta mengandung prebiotik FOS:GOS dengan prosentase yang tepat 1:9, terbukti klinis dan teruji optimalkan kesehatan saluran cerna. Selain itu, Bebeclub juga terus melakukan berbagai inisiatif untuk mendukung para orang tua untuk memberikan stimulasi yang tepat bagi si Kecil agar dapat tumbuh jadi Anak Hebat.”
Bebeclub memahami bahwa selain memastikan asupan nutrisi yang tepat dan seimbang, perkembangan emosianal anak juga penting untuk diperhatikan. Maka dari itu, dalam rangka peringatan Social Emotional Learning Day ini Nutricia Indonesia ingin mengajak semua pihak terutama orang tua dan tenaga pengajar untuk bersama-sama mendukung perkembangan sosial emosional anak agar bisa tumbuh menjadi Anak Hebat.
“Kami melihat, metode social emotional learning (SEL) ini penting untuk disosialisasikan karena dapat membantu anak mengembangkan keterampilan hidup yang dibutuhkan anak-anak untuk memahami emosi diri mereka sendiri dan berkomunikasi dengan orang lain,” tambah dr. Ray.
“Kami percaya bahwa tumbuh kembang optimal anak harus didukung tidak hanya oleh nutrisi yang tepat, tetapi juga stimulasi yang tepat dan edukasi yang efektif. Oleh karenanya, Nutricia melalui platform digital Bebeclub, menyediakan alat stimulasi berupa seri buku cerita digital interaktif Bebestory yang dapat diakses melalui https://bebeclub.co.id/tools/bebestory untuk mengajarkan si Kecil makna berbagi cerita kebaikan dengan cara yang menyenangkan. Kami berharap, melalui berbagai inisatif tersebut akan semakin banyak anak Indonesia yang dapat tumbuh menjadi Anak Hebat yang memiliki happy tummy (pencernaan yang sehat), happy brain (kemampuan berpikir yang baik), dan happy heart (hati yang baik) sehingga akan menjadi penggerak si Kecil melakukan kebaikan bagi sekitarnya,” tutup dr. Ray.