Rey mengumumkan mendapatkan tambahan pendanaan sebesar 3,5 juta dolar Amerika Serikat. Pendanaan ini dimotori oleh beberapa investor baru, yaitu CyberAgent Capital, Arthazen Capital, dan PT Gametraco Tunggal. Selain dari investor baru, pendanaan ini juga diikuti kembali oleh semua investor Rey dari tahap sebelumnya, yakni Trans Pacific Technology Fund (TPTF), Genesia Ventures, dan Reycom Document Solusi (RDS).
CEO & Co-founder Rey, Evan Tanotogono menerangkan, Rey merupakan platform insurtech kesehatan yang bervisi mentransformasi proteksi kesehatan menjadi layanan kesehatan ujung ke ujung (Prevention to Protection Integrated). Hingga saat ini, layanan Rey telah digunakan oleh lebih dari 50 ribu orang dan di lebih dari 100 organisasi.
Baca Juga: Mudahkan Nasabah, Mandiri Sekuritas Luncurkan Inovasi Digital Platform Growin’
"Keberhasilan Rey terlihat pada Rasio klaim (claim loss ratio) produk asuransi yang diintegrasikan dengan Rey tercatat masih berada di sekitar 50%. Angka ini jauh lebih rendah dari rasio klaim asuransi kesehatan konvensional. Bahkan, spesifikasi produk kami yang kompetitif serta premi belum pernah mengalami kenaikan sejak tahun 2022. Adapun rasio klaim terhadap premi asuransi kesehatan pada semester 1-2024 dari data AAJI mencapai 105,7%," ucapnya, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (30/9/2024).
Rey, tegas Evan, bahkan melebarkan sayap guna turut mendukung transformasi industri asuransi kesehatan secara menyeluruh. Rey membantu perusahaan asuransi konvensional dari menghadirkan proteksi kesehatan yang sebelumnya sekadar sebuah polis menjadi sebuah end-to-end health solution dengan memanfaatkan teknologi, pendekatan, dan ekosistem yang telah dikembangkan serta diuji oleh Rey.
Inovasi yang dihadirkan Rey ini membawa angin segar bagi model administrasi pihak ketiga (TPA). Kini, dengan bantuan teknologi, ekosistem Rey menawarkan proposisi baru yang mengungguli model bisnis TPA konvensional. Melalui active health management, Rey menyediakan tidak sebatas layanan administrasi klaim, tetapi juga berfokus pada keterlibatan layanan kesehatan yang berkelanjutan baik secara preventif maupun kuratif.
"Di Rey, kami membangun ekosistem kesehatan holistik, dari telekesehatan sebagai primary care, ajudikasi klaim, dan care management hingga fitur kebugaran yang berfokus pada wellbeing pengguna sekaligus optimalisasi klaim. Kedua hal ini belum pernah menjadi prioritas bagi model TPA konvensional," sebut Evan.
Rey terus berkomitmen menjadi pelopor inovasi di bidang kesehatan yang utamanya ditujukan bagi keberlanjutan asuransi dan pembiayaan kesehatan (health financing). Salah satu terobosan yang sedang dikembangkan adalah pengembangan sistem pakar berbasis generative AI dan rekam medis elektronik (RME) untuk klaim dan underwriting kesehatan.
Teknologi generative AI dari Rey ini telah dipaparkan oleh Evan saat Indonesia Underwriting Summit 2024 yang diadakan oleh Perkumpulan Underwriting Jiwa Indonesia (PERUJI) pada bulan Agustus 2024. Teknologi tersebut mendapat respons positif dan telah diadopsi oleh beberapa perusahaan asuransi di Indonesia.
Tahun 2024 menjadi tahun yang sibuk bagi Rey. Selain mendapatkan pendanaan dan menjadi penyelenggara IDK Kemenkes dan menyelesaikan program Regulatory Sandbox IKD OJK, Rey juga meraih prestasi internasional dengan masuk sebagai Top 4 di ajang Fintech Elevator Pitch Competition di Hong Kong pada April 2024, dari lebih dari 600 startup dari 70 negara, setelah sebelumnya mewakili Indonesia di ajang Startup World Cup 2023.
"Kami bangga dengan sejumlah pencapaian yang sudah kami raih pada tahun 2024. Keberhasilan ini menjadi penyemangat bagi kami untuk lebih berinovasi pada tahun depan, yakni inovasi yang mengedepankan sustainabilitas proteksi kesehatan secara menyeluruh," tutup Evan.