Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma'ruf Amin mengaku tak mengetahui alasan Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe dari posisi kepala dan wakil kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN).
Wapres Ma’ruf mengaku tak mengetahui alasan keduanya sebab sampai sekarang mereka juga belum memberikan penjelasan kepada dirinya terkait keputusan tersebut, ditambah lagi Menteri Sekretaris Negara Pratikno kata Ma’ruf juga tak memberi penjelasan apapun terkait peristiwa itu.
Baca Juga: Kontribusi Pertamina dalam Pembangunan Ekosistem Berkelanjutan di IKN
"Saya tidak tahu ya alasannya kenapa itu, Pak Pratikno tidak menjelaskan,” kata Ma’ruf dalam keterangannya Rabu (5/6/2024).
Lebih lajut Ma’ruf mengatakan, masyarakat tak seharusnya meributkan alasan yang melatarbelakangi pengunduran diri Bambang dan Dhony, dalam sebuah instansi atau kelompok pengunduran diri kata Ma’ruf adalah hal lazim, itu jamak terjadi di berbagai lembaga.
“Saya kira (pengunduran diri) biasa di dalam proses kita pembangunan itu kan ada yang mundur ada yang kemudian diganti," jelasnya.
Lebih jauh Wapres Ma’ruf berharap pengunduran diri kedua pimpinan otorita IKN itu tak membawa dampak apapun terhadap proyek yang berlokasi di Kalimantan Timur itu. Dia berharap IKN tetap dikebut tanpa hambatan berarti sehingga bisa tuntas sesuai target.
Ma’ruf tampak sangat percaya dengan kinerja Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sebagai Plt Kepala Otorita IKN dan Wakil Menteri ATR Raja Juli Antoni sebagai Plt Wakil Kepala Otorita IKN menggantikan posisi Bambang dan Dhony.
Baca Juga: Gerindra Tak Berminat Kembali Usung Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta
"Karena sudah ada yang menggantikan sementara dan kita harapkan ini tetap berjalan dengan baik," imbuhnya.
"Saya kira memang Pak Basuki kan memang terus-terusan di awal sudah menjalankan tugas itu sebagai Menteri PUPR pembangunannya, jadi artinya sementara ini tidak terjadi kekosongan," tambahnya memungkasi.
Dipanggil Komisi II DPR
Terpisah, Wakil Ketua Komisi II, Yanuar Prihatin, mengatakan pihaknya sedang menjadwalkan pemanggilan kepada pihak eksekutif dan Otorita Ibukota Nusantara setelah dua pucuk pimpinan itu mengundurkan diri.
Pemanggilan dilakukan untuk menggali lebih dalam hal-hal yang melatarbelakangi pengunduran diri Bambang dan Dhony yang dilakukan secara mendadak itu.
Menurut Yanuar, alasan pengunduran diri itu mesti dipaparkan dengan gamblang kepada masyarakat Indonesia demi meminimalkan spekulasi liar yang justru mengganggu kelanjutan pembangunan proyek yang berlokasi di Kalimantan Timur itu.
"Apa sebenarnya yang terjadi? Sebab itu Komisi II akan memanggil pemerintah dan pengelola OIKN untuk menjelaskan. Publik juga harus tahu, agar tidak ada spekulasi terlalu jauh," kata Yanuar.
Adapun hengkangnya Bambang dan Dhony dari pucuk pimpinan Otorita IKN disebut-sebut karena tak mampu memenuhi target yang diberikan pemerintah, isu tersebut sekaligus membantah kabar yang menyebut keduanya memilih mengundurkan diri. Bambang dan Dhony disinyalir didepak pemerintah karena tak capai target.
Yanuar menegaskan, desas-desus seperti ini harus segera ditanggapi pemerintah dan pengurus Otorita IKN. Mereka harus memberi penjelasan kepada masyarakat supaya kepercayaan publik soal proyek kebanggan presiden Joko Widodo itu tak tergerus.
"Apakah ini cermin adanya perbedaan kepentingan atau konflik tersembunyi antara pengelola OIKN dan pemerintah atau stakeholders lainnya? Atau sekadar soal manajemen, di mana OIKN tidak mampu mencapai target pekerjaan? Atau mungkin ada penyimpangan? Dan pasti banyak pertanyaan lainnya," ucapnya.
"Semuanya harus dijelaskan pemerintah, mengingat IKN ini proyek strategis nasional yang mendapat perhatian luas, menelan anggaran sangat besar, wajar jika kejadian ini mengundang perhatian luas," tukasnya.