Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi), Bustanul Arifin menyoroti ketimpangan hasil produksi sawit antara garapan perusahaan dan garapan para petani.
Menurutnya terdapat perbedaan mencolok dimana garapan perusahaan masih terus mendominasi ketimbang hasil panen petani sawit yang digarap secara mandiri.
Bustanul Arifin menegaskan, fenomena ini adalah sebuah tantangan serius yang mesti dituntaskan dengan sungguh-sungguh oleh pemerintah, pasalnya produktivitas yang jomplang itu sangat berpengaruh pada hasil produksi nasional.
Baca Juga: Soal Keberlanjutan Sawit, Perhepi: Yang Berkelanjutan Itu Jangan Hanya Bisnis Saja
“Memang tantangan saya itu sangat serius, sangat serius itu saya dimulai dari yang paling sederhana, apa itu produktivitas ya. Produktivitas kita itu masih sangat rendah, kalau untuk rakyat itu 3,4 juta, per hektare soalnya, 3,4, berapa potensinya? Untuk perusahaan memang 8, 9 bahkan ada yang 10 ton per hektare itu biasa ya. Jadi bagi rakyat tadi sangat jomplang dan itu menurut saya yang saya katakan sangat serius,” kata Bustanul dalam sebuah wawancara bersama Olenka.id ditulis Sabtu (15/2/2025).
Bustanul melanjutkan, apabila pemerintah gagal menyelesaikan persoalan ini, maka ke depan masalah sawit Tanah Air bakal semakin pelik, ini bakal merembet ke mana-mana dan bikin runyam, dia menegaskan, masalah sawit di Indonesia tak hanya sebatas pada keberlanjutan saja, namun aspek lain seperti produktivitas meski dipikir baik-baik.
“Jika kita tidak coba perbaiki persoalan produktivitas itu, kita nggak mampu menjawab tantangan. Bukan hanya tantangan keberlanjutan, tantangan di depan mata, untuk pencapaian kesejahteraan juga bisa bermasalah,” tegasnya.
Tantangan lainnya yang butuh perhatian serius pemerintah lanjut Bustanul soal perawatan sawit agar hasil produksinya lebih efektif. Dia menyebut sampai sekarang banyak masyarakat yang masih belum melek soal perawatan tanaman yang satu ini sehingga pemerintah dirasa segera turun tangan.
Baca Juga: Prabowo Ancam Depak Menteri Tak Patuh dari Kabinet Merah Putih, NasDem Merespons
“Memang dibanding dengan padi, sawit tidak intensif ya, Anda tanam tinggal petik-petik atau tinggal panen dan menghasilkan uang. Tapi kan kalau tidak dirawat, kalau kita tidak pupuk, kalau tidak tangani hamah, itu menjadi persoalan tersendiri. Dan itu menurut saya akan sangat menjadi tantangan di depan mata,” tuntasnya.