Partai Gerindra angkat bicara menanggapi desas-desus yang menyebut Sri Mulyani kembali menjabat Menteri Keuangan di kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.  

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan pihaknya belum bisa memastikan hal itu lantaran formasi kabinet masih digodok, sejauh ini belum ada nama benar-benar sudah final. 

Baca Juga: Menakar Peluang Sri Mulyani Jadi Menkeu di Kabinet Prabowo-Gibran

“Saya enggak bisa jawab soal itu karena belum ada kepastian,” kata Dasco kepada wartawan dilansir Jumat (12/9/2024). 

Adapun isu Sri Mulyani kembali menjadi Menteri Keuangan di pemerintahan selanjutnya sudah sejak lama mengemuka, isu itu menguat setelah Sri Mulyani bersama Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dan  Prabowo menggelar sebuah pertemuan tertutup pada awal pekan lalu. 

Isu ini diperkuat dengan wacana pembentukan kabinet Prabowo-Gibran yang berbentuk zaken kabinet, atau kabinet yang diisi oleh profesional yang ahli di bidangnya, Sri Mulyani dianggap cocok untuk kembali menjabat Menteri Keuangan.

Terkait pertemuan itu, Dasco mengatakan, pertemuan tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilakukan atas persetujuan Presiden Joko Widodo, dan fokusnya pada pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), bukan terkait jabatan menteri.

Tidak ada pembahasan atau tawaran terkait kursi menteri dalam pertemuan  tersebut. 

“Pak Prabowo kerap kali brainstorming dengan Mas Tomy selaku Wamenkeu dan Bu Sri Mulyani selaku Menkeu, atas persetujuan Pak Presiden Jokowi. Pembahasan mereka lebih fokus pada APBN dan UU APBN, bukan soal menteri,” jelas Dasco.

Terkait susunan kabinet Prabowo mendatang, Dasco mengisyaratkan, lebih banyak profesional akan bergabung dibandingkan kader partai politik. Hal ini sesuai dengan janji kampanye Prabowo yang ingin menempatkan orang-orang tepat di posisi strategis.

Baca Juga: PDIP dan Anies Baswedan Benar-Benar Senasib

“Dalam memenuhi janji kampanye, kami akan melihat tempat dan orang yang tepat. Sepertinya, akan lebih banyak orang profesional dibandingkan yang berasal dari parpol,” ungkapnya.