Kenapa Pria Lebih Terpengaruh?
Mengapa polusi udara tampaknya lebih berdampak pada pria? Studi-studi sebelumnya pada hewan memberikan petunjuk bahwa individu jantan cenderung mengalami respons biologis yang lebih kuat terhadap polutan, termasuk aktivasi mikroglia yang lebih tinggi, stres oksidatif, dan peradangan saraf.
Selain itu, perbedaan hormon, kemampuan antioksidan, dan mekanisme penekan tumor antara pria dan wanita mungkin membuat pria lebih rentan. Pola ini sejalan dengan fakta epidemiologis bahwa kanker otak ganas secara umum lebih sering terjadi dan lebih mematikan pada pria.
Penelitian ini memiliki sejumlah keunggulan, seperti ukuran sampel yang besar, durasi pemantauan yang panjang, serta keragaman ras dan etnis peserta. Selain itu, penilaian paparan polusi dilakukan secara mendetail dan analisis kanker didukung oleh data registri yang telah tervalidasi.
Namun, ada pula keterbatasan, seperti ketiadaan catatan paparan polusi sebelum peserta masuk studi serta tantangan dalam pemodelan paparan benzena secara presisi. Beberapa subtipe tumor pun tidak dapat dianalisis lebih jauh.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan bukti kuat bahwa pria, terutama pria Latino, yang terpapar benzena, ozon, dan PM10 dalam jangka panjang memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker otak ganas.
Tidak ditemukannya hubungan serupa pada wanita menunjukkan adanya perbedaan biologis yang signifikan yang perlu diteliti lebih lanjut.
Para peneliti menekankan pentingnya studi lanjutan pada populasi berbeda untuk mengonfirmasi temuan ini serta memahami mekanisme pasti bagaimana polusi udara dapat memicu kanker otak.