Membudayakan antre masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang menantang di Indonesia. Keinginan serba cepat membuat seseorang kerap abai untuk sabar mengantre. 

Mempertimbangkan hal tersebut, akademisi Rhenald Kasali berpandangan bahwa bangsa Indonesia perlu mengutamakan pendidikan karakter pada anak-anak sejak dini, termasuk di antaranya soal membudayakan antre.

Pandangan demikian bukan tanpa alasan. Rhenald Kasali merujuk kepada negara-negara maju seperti Jepang yang memiliki karakter dan kedisiplinan tinggi.

Baca Juga: Prinsip Arsjad Rasjid: Jangan Langgar Konstitusi Hanya Demi Posisi

"Orang-orang di Amerika dan Eropa lebih takut anaknya tidak bisa berbaris antre. Hal itu dianggap lebih penting daripada belajar matematika," ungkap Rhenald Kasali, dilansir Olenka pada Kamis, 21 Agustus 2025.

Ia menegaskan, karakter berkualitas tersebut dibangun melalui pendidikan jangka panjang. Negara Jepang melatih dan membiasakan masyarakat bersikap disiplin, antre, dan bertanggung jawab sejak anak-anak.

"Kalau budaya antre tidak bisa dibangun dari kecil, saat besar mereka tidak bisa menjadi bangsa yang disiplin," tambah Rhenald. 

Rhenald menegaskan, mempelajari kemampuan akademis seperti matematika dan sains tentu penting. Akan tetapi, lebih utama apabila kemampuan akademis tersebut dikembangkan dengan fundamental karakter bangsa yang solid dan berkualitas.

Pendidikan karakter pada generasi muda tentu tidak bisa hanya dibebankan kepada pihak sekolah. Perlu keterlibatan pihak keluarga dan masyarakat dalam membangun karakter anak-anak. Keluarga dan masyarakat juga perlu menjadi role model bagi anak-anak agar terbiasa melakukan hal-hal terpuji seperti berbudaya antre.