Rhenald melanjutkan, Gen Z bakal lebih nyaman bekerja apabila perusahaan pemberi kerja mematok target tertentu yang diakumulasikan dalam indikator kinerja atau Key Performance Indicator (KPI). Dimana sistem kerja seperti ini bikin kelompok pekerja yang selalu mengagungkan sistem kerja keras dan kerja cerdas bisa saja tak nyaman.
"Tapi kalau (Gen Z) yang sudah berpendidikan, itu bukan soal bekerja lembur, bukan upah harian, tetapi adalah KPI. Jadi bagaimana orang bisa mencapai KPI," ucapnya.
Sistem kerja seperti ini lanjut Rhenald bisa memberi banyak opsi bagi pekerja di kalangan Gen Z. Dengan target seperti ini mereka dapat menakar kemampuan mereka, hal ini yang membantu mereka untuk menemukan bidang kerja yang cocok di masa mendatang. Dengan cara seperti ini pula, peluang mereka menjadi orang sukses di kemudian hari juga terbuka lebar.
Baca Juga: PDI Perjuangan Buka Suara soal Duet Anies-Kaesang di Pilkada Jakarta 2024
"Dan bagi orang yang berpikir jangka panjang, dia berpikir dari prinsip gallery. Ada pekerjaan yang tidak dapat gaji bagus, misalnya bekerja sebagai prinsip di bidang tertentu, tapi dia punya gallery. Dia bisa menjadi orang yang sukses," ucapnya.
"Nah itu yang harus dilihat oleh anak-anak. Berpikir lebih panjang. Ini diracuni oleh orang panjang," tambahnya memungkasi.