Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat tak perlu terburu-buru menilai kinerja pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sebab usia pemerintahan yang sekarang ini baru berumur 100 hari kerja. 

Hal ini disampaikan Luhut untuk merespons fenomena tanda pagar (tagar) Kabur Aja Dulu yang saat ini sedang ramai di media sosial. Tagar ini diartikan sebagai keinginan sebagian masyaarakat Indonesia yang minggat dari negara ini karena minimnya kesempatan kerja di dalam negeri.  

Baca Juga: Partai Demokrat: Efisiensi Anggaran Prabowo Tak Mudah

"Kita sebenarnya masih 100 hari. Kita dengar itu, tetapi saya pikir, saya pesan tidak buru-buru bilang puas ggak puas. Kan baru 100 hari, kantornya saja baru jalan. Saya pikir it’s okay," ujarnya saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta dilansir Rabu (18/2/2025).

Luhut mengatakan, sekarang ini pemerintah tengah fokus membuka berbagai lapangan pekerjaan yang dapat menyerap talenta-talenta terbaik di dalam negeri, untuk itu dia berharap masyarakat  sabar menunggu gebrakan-gebrakan yang dibuat pemerintah. 

"Jadi, anak-anak muda ada 300 orang yang bekerja di Peruri membuat digitalisasi Indonesia. Presiden Prabowo memberikan dorongan dengan fasilitas itu. Kalau belum jadi, kan baru 100 hari. Kita lihat nanti sampai awal tahun depan atau akhir tahun," tandasnya. 

Respons Santai Istana

Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi merespons santai fenomena tagar Kabur aja dulu yang sekarang ini sedang menggema di media sosial. 

Baca Juga: PDI- Ragu dengan Usulan Prabowo Soal Koalisi Permanen

Menurut  Hasan, ini bukan sebuah fenomena yang dianggap serius atau membahayakan masa depan bangsa, dia beranggapan orang-orang yang ingin minggat dari Indonesia untuk sementara waktu hanya sedang merantau ke negara lain.  

"Kalau mau merantau itu bagus, lho," kata Hasan.