Produksi kelapa di Indonesia dinilai masih belum optimal. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BrMP) Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri. Menurutnya, sebagian besar tanaman kelapa di Indonesia saat ini sudah berusia tua, yakni di atas 20 tahun, sehingga produktivitasnya menurun drastis.
“Sebagian besar produksi kelapa kita berasal dari kelapa-kelapa yang sudah berusia tua. Untuk itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah peremajaan,” ujar pria yang karib disapa Boga tersebut kepada Olenka beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Optimalisasi Potensi Komoditas Kelapa Nasional Lewat Hilirisasi
Selain peremajaan, pemerintah juga mendorong penggunaan varietas unggul baru yang memiliki produktivitas lebih tinggi dan sesuai kebutuhan pasar.
Ia menambahkan bahwa Indonesia saat ini memiliki berbagai jenis kelapa spesifik, seperti kelapa untuk kopra yang cepat menghasilkan, kelapa untuk nira, kelapa segar untuk minuman, hingga kelapa eksotik yang dirancang untuk kebutuhan khusus.
Baca Juga: Strategi Eks Kabiro Humas Kuntoro Boga Andri Tangani Krisis Komunikasi di Kementerian Pertanian
Lebih jauh, Kuntoro menyebutkan bahwa kelapa juga bisa menjadi sumber energi terbarukan.
“Kelapa saat ini bisa menghasilkan nira untuk bioetanol, sehingga memiliki potensi besar sebagai sumber energi,” jelasnya.
Dengan berbagai potensi tersebut, pemerintah terus berupaya meningkatkan produktivitas kelapa nasional melalui strategi penggantian varietas dan peremajaan pohon kelapa tua.