Kelapa sawit telah lama dikenal sebagai salah satu sumber bioenergi di Indonesia. Hingga saat ini, Pemerintah Indonesia terus meningkatkan tingkat bauran biodiesel hingga menjadi B40 di tahun 2025. B40 terdiri dari 40% biodiesel yang berasal dari minyak kelapa sawit dengan 60% solar.
Akan tetapi, Kepala Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Industri dan Penyegar (BSIP TRI) Kementerian Pertanian, Evi Savitri Iriani, menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya yang sangat besar untuk pengembangan bioenergi. Tidak hanya sawit, beberapa contoh tanaman yang bisa dioptimalkan untuk pengembangan bioenergi ialah kemiri sunan, nyamplung, hingga kosambi.
Baca Juga: Peran Keluarga Fangiono di Bisnis Kelapa Sawit, Sang Triliuner Termuda di Indonesia
"Indonesia sebagai negara tropis sebenarnya memiliki potensi sumber daya yang sangat besar yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku bioenergi. Kalau selama ini kita hanya mengenal sawit yang bisa digunakan sebagai penghasil biodiesel, masih banyak alternatif lain yang bisa digunakan, di antaranya adalah kemiri sunan," tegasnya, dikutip Minggu (20/4/2025).
Evi menjelaskan, kemiri sunan berbeda dengan kemiri sayur yang biasa dikonsumsi. Selain kemiri sunan, ada nyamplung, biji karet, kosambi, juga kelapa. Tidak hanya tanaman-tanaman tersebut, segala jenis tanaman yang bisa menghasilkan minyak juga bisa digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi B100.
"Namun, kenapa selama ini hanya sawit? Karena sawit bahan bakunya sudah tersedia melimpah di negara kita. Produksi CPO (minyak sawit)kita nomor satu di dunia. Sementara, tanaman-tanaman lainnya saat ini masih cukup susah untuk didapatkan," jelas Evi.
"Tanaman-tanaman ini sangat potensial. Mereka juga bisa tumbuh di berbagai dataran ataupun agroklimat. Bahkan, seperti kemiri sunan ini bisa ditanam di lahan ekstambang. Jadi, di situ ada potensi untuk kembali menghijaukan bekas-bekas tambang, tetapi ada hasil atau produk yang bisa kita manfaatkan sebagai bahan baku untuk pengolahan B100," pungkasnya.