Penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dinilai dapat meningkatkan produktivitas tenaga penjual (tim sales) di tengah tren perubahan perilaku konsumen. Diketahui, sebanyak 55% profesional penjualan atau sales di Indonesia mengungkapkan bahwa tantangan akibat perubahan ekspektasi pelanggan tahun ini lebih besar dibandingkan tahun lalu.
Hasil tersebut terlihat dari laporan terbaru State of Sales yang dirilis Salesforce (NYSE:CRM). Dari survei yang melibatkan 5.500 sales, dari 27 negara, termasuk 200 orang di antaranya dari Indonesia, terungkap bagaimana tim sales menyeimbangkan penggunaan teknologi canggih sambil membangun hubungan yang tepercaya dengan pelanggan, seiring dengan upaya meraih pertumbuhan di tengah persaingan pasar yang makin ketat.
Baca Juga: Adopsi Kecerdasan Buatan (AI) Bantu Industri Tekan Kerugian Akibat Kebocoran Data
"Ekspektasi pelanggan yang terus berkembang membuat para tenaga penjual di Indonesia harus mencari lebih banyak waktu untuk lebih bisa memahami dan membangun hubungan yang mendalam dengan pelanggan. AI memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas tenaga penjual, memberi mereka lebih banyak waktu untuk memperdalam hubungan dengan pelanggan," ujar Iman Muhammad, Regional Vice President and Country Director, Salesforce Indonesia, dikutip Kamis (22/8/2024).
Dia menambahkan, "Agar tim sales bisa berhasil menerapkan AI, perusahaan harus menangani inti dari efektivitas AI dengan menyatukan data yang bisa diakses di satu platform tepercaya dan membangun AI dalam alur kerja untuk memaksimalkan produktivitas."
Dari riset State of Sales, diketahui bahwa para tenaga penjual kesulitan memenuhi ekspektasi pelanggan karena adanya perubahan ekspektasi pelanggan. Disebutkan, banyak dari mereka mengaku sulit mendapatkan waktu untuk dapat terhubung dengan pelangganÂ
Tim sales di Indonesia rata-rata hanya dapat menghabiskan 31% dari waktu kerja mereka dalam seminggu untuk dapat berinteraksi dengan pelanggan. Sementara, 55% profesional penjualan atau sales di Indonesia mengungkapkan bahwa tantangan akibat perubahan ekspektasi pelanggan tahun ini lebih besar dibandingkan tahun lalu. Hanya 15% yang merasa tantangan tahun ini lebih mudah dihadapi daripada tahun lalu.
Di tengah penerapan AI yang meningkat pesat, masih tersisa isu kepercayaan dan kesenjangan data. Penggunaan AI untuk mendukung penjualan makin meningkat seiring dengan upaya tim penjualan dalam meningkatkan produktivitas dan personalisasi. Namun, kekhawatiran tentang integrasi, keamanan, dan ketidakpercayaan pelanggan, menunjukkan bahwa potensi maksimal dari teknologi AI dalam mendukung kinerja sales masih belum sepenuhnya tercapai.
Di Indonesia, sebanyak 81% tim sales sudah sepenuhnya menerapkan atau sedang bereksperimen dengan AI. Sementara itu, 16% lainnya mengaku masih dalam tahap mengevaluasi teknologi ini. Para sales mengungkapkan bahwa manfaat utama AI adalah membantu mereka lebih memahami kebutuhan pelanggan. Tim penjualalan juga mengaku bahwa data yang kurang akurat menghambat kinerja mereka karena hanya 39% dari profesional penjualan di Indonesia yang memercayai keakuratan data mereka.
Para tenaga penjual profesional menyatakan bahwa proses penjualan utama yang terhambat akibat ketersediaan data yang tidak akurat, meliputi kemampuan membuat proyeksi penjualan yang akurat (47%), manajemen kinerja (45%), dan manajemen kompensasi (39%). Kendala utama yang dihadapi tim sales di Indonesia saat mengimplementasikan AI adalah masalah keamanan data.
Sementara itu, retensi karyawan tercatat meningkat secara global. Secara global, tim melaporkan rata-rata pergantian karyawan sebesar 18% selama 12 bulan terakhir-turun dari 25% pada tahun 2022. Namun, tren retensi karyawan berbeda-beda di setiap wilayah.
Laporan menyebut, perkiraan rata-rata tingkat pergantian staf di Indonesia selama satu tahun terakhir adalah 20%. Sebanyak 1% tenaga penjual di Indonesia saat ini sedang mempertimbangkan untuk berpindah pekerjaan.