Sebelum mengakhiri sambutannya, Anita menyampaikan harapan besar agar sinergi antara PLN EPI, Kementerian Pertanian, dan masyarakat setempat dapat menjadi model bagi wilayah lain.

“Semoga kegiatan perdana ini menjadi awal yang berkah dan dapat di upscale serta diduplikasi ke lokasi-lokasi lainnya," pungkasnya.

Pelaksana Harian Badan Standarisasi Instrumen Pertanian Kementan, Haris Syahbuddin mengatakan, melalui konsep pertanian terpadu masyarakat bisa memanfaatkan lahan kritis untuk dijadikan tanaman energi guna mendukung keberlanjutan pasokan biomassa sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes, Ir. Muhammad Furqan menyoroti potensi pertanian di Desa Kamal yang dapat dimanfaatkan untuk program biomassa.

"Desa Kamal memiliki potensi besar dalam pertanian, seperti jagung yang tidak hanya berfungsi sebagai bahan pangan tetapi juga biomassa untuk energi. Kami mendukung penuh program ini karena tanaman seperti gamal dan indigofera yang ditanam di sini memiliki manfaat ganda, yaitu batang kayunya dapat dijual ke PLN, sementara daunnya bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak," ujar Furqan.

Ia juga menambahkan bahwa program ini diharapkan mampu membantu menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Brebes, yang saat ini mencapai sekitar 15 persen, dengan Desa Kamal sebagai percontohan.

Dengan demikian Program Sistem Pertanian Terpadu Tanaman Energi (SP2TE) ini diharapkan selain mendukung transisi energi hijau juga berdampak langsung terhadap ekonomi kerakyatan.