Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) periode 2009–2014, Ignasius Jonan, mengingatkan generasi muda untuk menjual produk atau menawarkan jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan, bukan semata-mata berdasarkan keinginan atau preferensi pribadi.

Jonan mencontohkan pengalamannya saat membenahi bisnis restorasi kereta api. Ketika ia pertama kali masuk, pendapatan dari lini usaha tersebut hanya sekitar Rp25 miliar per tahun. Setelah dilakukan pembenahan dengan fokus pada apa yang diinginkan penumpang, angkanya melonjak menjadi Rp500 miliar, bahkan kini menembus lebih dari Rp1 triliun.

Baca Juga: Ignasius Jonan Dorong Talenta Muda Indonesia Jadi Juara Kelas Dunia

“Buktinya bisa, tapi saya bilang fokusnya tanya ke customer maunya apa. Nah you are selling solution, ini harus dipikir fokusnya itu customer membutuhkan apa, bukan kita bisa jualan apa, ujar Ignasius Jonan seperti dikutip, Sabtu (27/9/2025).

Ia menegaskan, cara lama berjualan yang hanya mengandalkan apa yang ingin dijual pemilik usaha sudah tidak relevan lagi. Jonan mengibaratkan, dulu orang membuka warung gado-gado hanya karena bisa membuat gado-gado. 

Terkadang warungnya laris, terkadang sepi, semua bergantung pada keberuntungan. Kini, keberhasilan bisnis justru sangat ditentukan oleh kemampuan membaca dan memenuhi kebutuhan pelanggan.

Baca Juga: Ignasius Jonan: Passion Jadi Kunci Generasi Muda dalam Bekerja dan Berkarya

Menurut Jonan, orientasi pada kebutuhan konsumen inilah yang membuat bisnis bisa tumbuh signifikan. Ia mendorong generasi muda untuk selalu menempatkan pelanggan sebagai pusat perhatian, agar produk dan jasa yang ditawarkan benar-benar relevan dan bermanfaat.

“Sekarang tergantung customer-nya butuhnya apa,” imbuhnya.