Dalam upaya meningkatkan sinergi dan pemahaman bersama mengenai aspek keselamatan, kesehatan kerja, lindungan lingkungan (K3LL), serta penerapan keteknikan yang baik dalam pengusahaan panas bumi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) menyelenggarakan Pertemuan Teknis K3LL dan Keteknikan Panas Bumi pada Rabu (18/6), di Kantor Ditjen EBTKE, Menteng, Jakarta.
Pertemuan ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan strategis, termasuk Direktur Panas Bumi Gigih Udi Atmo, Koordinator Keteknikan dan Lingkungan Panas Bumi Sahat Simangunsong, pimpinan badan usaha pengembang panas bumi, Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia, serta para kepala teknik panas bumi dari seluruh Indonesia.
Baca Juga: Sukses Lakukan Penghematan USD31,37 Juta, Pertamina Drilling Sabet OPTIMUS Award
Salah satu sorotan utama acara adalah pemaparan Direktur Utama PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling), Avep Disasmita, yang membawakan presentasi bertajuk “Pertamina Drilling Sustain to Generative Culture Through Strong Leadership.” Dalam paparannya, Avep menegaskan pentingnya kepemimpinan kuat dalam membangun budaya kerja yang berkelanjutan dan adaptif di tengah dinamika industri energi.
“Pertamina Drilling terus menunjukkan kapabilitasnya sebagai perusahaan jasa pengeboran dan energi kelas dunia, dengan cakupan layanan menyeluruh dari hulu ke hilir,” ujar Avep dalam keterangannya, Sabtu (21/6/2025).
Saat ini, Pertamina Drilling mengoperasikan 49 unit land rig, 2 unit offshore workover rig, dan 1 unit jack-up rig melalui skema kemitraan strategis. Operasi perusahaan terbagi dalam empat regional, dengan persebaran sebagai berikut: Regional 1 (30 rig), Regional 2 (7 rig, 2 offshore workover rig, dan 1 jack-up rig), Regional 3 (7 rig), dan Regional 4 (2 rig), dengan kapasitas masing-masing rig antara 1.000 hingga 1500 HP.
Tak hanya fokus pada operasi domestik, Pertamina Drilling juga menunjukkan kiprah internasional melalui layanan non-rig services di Malaysia, serta keterlibatan proyek di Timor Gap, Timor Leste. Kolaborasi dengan sejumlah perusahaan besar seperti Medco, Tomori, dan ExxonMobil turut memperkuat peran perusahaan dalam proyek pengeboran migas nasional dan global.
Untuk mendukung peningkatan kompetensi tenaga kerja, perusahaan mengoperasikan Indonesia Drilling Training Center (IDTC) dan menjalin kerja sama pelatihan dengan negara-negara seperti Tanzania, Namibia, dan TPTDC. Selain menyediakan layanan rig services dan general services, perusahaan juga didukung teknologi mutakhir seperti directional drilling, gas monitoring, cementing unit, hingga fracturing.
“Pertamina Drilling memiliki misi menjadi mitra strategis dalam mendukung transisi energi berkelanjutan dan mempercepat keberlanjutan energi nasional,” ujar Avep. Perusahaan saat ini menaungi lebih dari 9.000 tenaga kerja dengan dukungan infrastruktur logistik yang kuat, seperti 60 lokasi rig lodging dan fasilitas gudang yang tersebar.
Pertemuan ini menjadi forum strategis dalam penyamaan persepsi antara regulator, pelaku usaha, dan tenaga teknis guna mendorong pengelolaan proyek panas bumi yang selamat, andal, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Sejumlah topik penting turut dibahas, termasuk pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) terbaru, skema sertifikasi profesi, serta strategi mitigasi risiko dan pencegahan kecelakaan kerja.
Pemerintah menegaskan bahwa kegiatan ini adalah wujud komitmen dalam pembinaan teknis berkelanjutan, sekaligus membangun tata kelola panas bumi yang lebih baik di masa mendatang.