Pembaharuan teknologi kian berkembang pesat dari waktu ke waktu. Apalagi di zaman saat ini, hampir di setiap elemen kehidupan berubah menjadi serba digital. Seluruh kegiatan penting bisa dilakukan dengan cara yang lebih canggih. Contoh sederhananya, jajan di pedagang kaki lima saat ini pun sudah bisa melakukan pembayaran melalui QRIS, alih-alih menggunakan uang fisik.
Sadar akan semakin pesatnya perkembangan dunia digital, penting bagi kita memahami peranan literasi digital. Bukan hanya bagi orang dewasa, anak-anak pun sama pentingnya untuk diperkenalkan mengenai literasi digital sejak usia dini.
Secara umum, pengertian literasi digital atau melek digital dapat didefinisikan sebagai kecakapan seseorang dalam menggunakan teknologi dan media digital. Perkembangan teknologi saat ini telah membuat banyak orang mengakses internet dan media digital, bahkan oleh anak-anak sekali pun.
Mengutip dari laman UNICEF, literasi digital bagi anak-anak lebih dari sekedar pengetahuan teknis. Hal ini mengacu pada pengetahuan, keterampilan dan sikap yang memungkinkan anak-anak merasa aman dan berdaya di dunia yang semakin digital.
Hal tersebut mencakup permainan, partisipasi, sosialisasi, pencarian dan pembelajaran melalui teknologi digital. Apa yang dimaksud dengan literasi digital akan berbeda-beda menurut usia anak, budaya lokal, dan konteks.
Dalam konteks ini, peranan orang tua dan tenaga pendidik di sekolah sangat dibutuhkan untuk membangun kemampuan anak terkait dengan literasi digital, seperti:
- Mampu menggunakan perangkat elektronik untuk mendapatkan informasi.
- Memahami informasi bahwa gambar, teks, cerita, dan film di perangkat elektronik memiliki makna.
- Mampu menggunakan perangkat elektronik untuk merekam ide, perasaan, kegiatan, atau lingkungan di sekitar mereka.
Dengan kemampuan tersebut, anak diharapkan dapat dengan optimal menggunakan perangkat elektronik, khususnya selama proses pembelajaran berlangsung. Seperti digunakan sebagai media belajar, sumber belajar untuk mendapatkan informasi, atau bahkan sebagai alat komunikasi yang efektif dan efisien untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Lalu, kapan waktu yang tepat untuk memperkenalkan literasi digital pada anak? Literasi digital tak terlepas dari penggunaan gawai, di luar sana banyak orang tua yang khawatir memperkenalkan gawai pada anak-anak sejak dini. Oleh sebab itu, tak jarang banyak orang tua yang membatasi atau bahkan melarang anak menggunakan gawai di usia dini.
Mengutip dari laman paudpedia.kemendikbud.go.id, khususnya untuk para orang tua, harus cerdas untuk memperkenalkan gawai kepada anak. Jangan terlalu dini memberikan gawai kepada buah hati karena dapat menghambat tumbuh kembangnya. Berikut ketentuannya.
- Usia 0-2 tahun, sebaiknya anak tidak diperkenalkan pada gawai. Sebab, layar gawai dikhawatirkan membahayakan mata dan radiasinya memengaruhi otak si kecil.
- Usia 2-4 tahun, anak diperbolehkan menggunakan gawai untuk bermain game sederhana dengan alokasi waktu maksimal 1 jam dalam sehari.
- Usia 4-7 tahun, anak diberikan kesempatan untuk bereksplorasi dengan pendampingan dari orang tua atau orang dewasa. Sebaiknya anak diberikan peraturan dan batasan waktu dalam menggunakan gawai, yaitu maksimal 2 jam dalam sehari.
Perlu adanya keterlibatan orang tua dalam literasi digital yang sehat untuk anak-anak, yakni melalui pendampingan. Ketika digunakan dengan tepat, perangkat digital atau gawai menjadi alat yang tepat pula untuk membantu anak dalam proses pembelajaran yang juga dapat mendukung tumbuh kembang mereka.
Mengajarkan literasi digital kepada anak-anak memanglah tidak mudah. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan para orang tua memperkenalkan literasi digital pada anak di rumah, seperti dikutip dari laman World Academy.
1. Tuliskan topik-topik utama yang akan meningkatkan literasi digital pada anak
Membangun rencana yang jelas akan membantu orang tua dalam memimpin percakapan yang lebih bermakna dengan anak-anak. Beberapa topik utama yang mungkin ingin kamu diskusikan dengan mereka mencakup cyberbullying, etika online, dan keamanan internet.
2. Bagi topik menjadi beberapa poin singkat
Jangan membebani anak dengan terlalu banyak informasi hanya dalam satu kesempatan. Bagilah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan konsentrasilah pada satu topik pada satu waktu. Ini akan memberi mereka cukup waktu untuk menyerap dan memproses segala sesuatu yang diajarkan kepada mereka.
Baca Juga: Mengenal 6 Kemampuan Literasi untuk Anak Usia Dini, Ternyata Gak Cuma Baca dan Hitung! Cek di Sini
3. Terapkan permainan
Anak-anak mudah ter-distract dengan berbagai hal di sekitarnya. Jika kamu ingin perhatian mereka terfokus, kamu perlu membuat pembelajaran menjadi menyenangkan bagi mereka.
Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan memperkuat aktivitas berbasis permainan. Kamu juga dapat memanfaatkan tes yang digamifikasi untuk menilai tingkat literasi digital mereka.
4. Biarkan anak bereksperimen
Lepaskan dan biarkan anak menerapkan apa yang telah mereka pelajari ke dalam praktik. Izinkan mereka menggunakan teknologi dengan sedikit atau tanpa pengawasan untuk membantu mereka menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab saat online.
Semoga bermanfaat ya, Growthmates!