Hidup bergelimang harta tak membuat Dato Sri Tahir menutup mata akan kekuatan Sang Pencipta. Berkat campur tangan Ilahi, Dato Sri Tahir mampu menghadapi segala rintangan yang ada, termasuk dalam menjalankan bisnisnya. 

Ada banyak pelajaran berharga yang dipetik Tahir selama puluhan tahun merintis bisnis. Salah satunya, perihal kekayaan — buah hasil dari bisnis — yang dinilainya sangat rentan terhadap kehilangan. 

Kata Tahir, jika dalam satu detik saja Tuhan menghendaki kita kehilangan kekayaan, akan terjadilah. Benar-benar, manusia tidak akan pernah sepenuhnya bisa memprediksi kehidupan,  tak ada yang bisa menjamin semua kekayaan dan kesuksesan bisnis terlindungi. 

“Terlepas dari semua teori manajemen atau perbankan yang hebat yang dilengkapi dengan kecerdasan otak manusia dan disertai kerja keras yang terus menerus, tak ada yang dapat mengalahkan kekuatan Ilahi. Tuhan dengan caranya yang misterius dapat memberi kita kenyataan yang sama sekali tidak terduga, yang jauh melampaui prediksi apapun,” ujar Tahir dalam Living Sacrifice (2015) seperti Olenka kutip, Selasa (8/10/2024).

Baca Juga: Pertolongan Tak Terduga Mochtar Riady Terhadap Dato Sri Tahir

Kini dikenal sebagai pendiri Mayapada Group, Tahir sudah menjajal terjun ke berbagai lini bisnis dan sudah ‘kenyang’ dengan pasang surut yang harus dihadapi.  Setelah tahun ‘70-an, Tahir sempat dihadapkan dengan masalah saat menjadi pengusaha importir. Bisnisnya sempat jatuh, tetapi berhasil bangkit kembali.

Tak sampai di situ, di tahun ‘80-an, Tahir juga sempat diuji ketika menjalani bisnis otomotif yang membawanya menjadi pengusaha dealer mobil. Sempat berada di puncak kejayaan, Tahir tak pernah mengira bisnis yang dibangunnya dari bata demi bata akan runtuh begitu saja.

“Di tahun 80-an, saya menjalani bisnis ini dengan lancar. Penjualan mobil Suzuki melalui dealer-dealer saya berjalan sangat baik. Sebelum lisensi dealer oleh Salim Group yang memegang lisensi penjualan Suzuki di Indonesia dicabut, saya sangat yakin bahwa bisnis dealer mobil akan semakin berkembang,” cerita Tahir.

Diakui Tahir, ia sudah optimis bisnis otomotifnya akan menjadi sumber pendapatannya untuk beberapa waktu ke depan. Bahkan, pemilik nama asli Ang Tjoen Ming itu telah membuat perhitungan akurat sebelum akhirnya menjalankan bisnis tersebut.

“Meski saya tidak memiliki visi bisnis otomotif yang jelas, saya tahu pasti bahwa kebanyakan orang akan terus mencicil pinjaman mobil karena mereka tidak ingin kehilangan mobil mereka. Mayoritas orang yang mengambil pinjaman mobil cenderung membayar cicilan mereka sampai akhirnya lunas,” tutur Tahir.

“Oleh karena itu, saya melihat bisnis ini minim risiko. Saya melihat lebih banyak kemungkinan kinerja keuangan yang potensial. Pada dasarnya, bisnis pinjaman mobil adalah bisnis manajemen keuangan,” sambungnya.

Sejatinya, manusia hanya berencana dan berusaha. Takdir tetap di tangan Sang Pencipta. Bisnis otomotif Tahir gulung tikar setelah keputusan yang dikeluarkan oleh salah satu petinggi Salim Group untuk menghentikan izin penjualan dealer

Baca Juga: Cerita Dato Sri Tahir soal Asal Muasal Nama Mayapada

Kejadian tersebut membuat Tahir berpikir bahwa tidak ada titik dalam hidup di mana ia harus berhenti belajar sepenuhnya, selain hanya dengan kematian. Kalau tidak, kata Tahir, kita akan terus belajar dari berbagai kejadian yang datang dan pergi sepanjang hidup. 

Pembelajaran paling berharga yang Tahir dapatkan di akhir 80-an adalah bangkit dari kejatuhan yang mengerikan. Tahir belajar bagaimana membangun kepercayaan diri setelah terjun jauh ke titik di bawah nol karena kebangkrutan yang dialaminya. 

Namun, Tahir tak mau meratapi nasib begitu saja. Ia segera bangkit dan tak menyangka kesempatan yang diambilnya untuk terjun ke dunia perbankan, membawanya ke gerbang yang begitu menakjubkan. 

“Keputusan saya untuk bekerja di perbankan membawa saya pada kemajuan yang tak terduga,” tukasnya.