Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, buka suara terkait kabar akan merapat ke dalam pemerintahan Prabowo Subianto setelah pertemuan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dengan presiden terpilih itu.

Menurutnya, bergabung atau tidak partai berlambang banteng tersebut ada di tangan Ketua Umum PDIP, Megawati. Dan, keputusan tersebut akan diumumkan dalam kongres yang digelar pada 2025 mendatang.

Baca Juga: Ngotot Menolak Masuk Pemerintahan, Pertemuan Prabowo-Megawati Tak Bikin PDI Perjuangan Melunak

Baca Juga: PDIP Tak Mau Jumawa di Pilgub Jateng

Baca Juga: Prabowo-Gibran Jadikan UMKM sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

"Terkait dengan keputusan strategis tentang posisi PDI Perjuangan dalam pemerintahan ke depan, kemudian setelah memberikan mandat kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri, dan kongres akan dilaksanakan tahun 2025," katanya kepada wartawan, Rabu kemarin. 

Lebih lanjut, ia menyebut jika sikap PDIP akan mengacu pada sikap ideologis agar membentuk tata pemerintahan yang baik, serta akan di isi oleh kabinet-kabinet professional.

Sementara itu, perihal rencana pertemuan kedua tokoh bangsa tersebut. Ia menyebut pertemuan baru akan direncanakan setelah Megawati tiba di Tanah Air.

"Ibu Mega saat ini masih berada di Rusia, dan kemudian akan dilanjutkan ke Uzbekistan. Setelah dari sana, tentu akan dicari momen yang tepat bagi kedua pemimpin untuk berdialog dan bertemu," terangnya.

Sebelumnya Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menyampaikan, Megawati dan Prabowo akan segera bertemu sebelum pelantikan Prabowo dan Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober 2024.Muzani berharap pertemuan ini dapat terlaksana dalam waktu dekat.

"InSya-Allah pertemuan akan terjadi. Mudah-mudahan sebelum pelantikan," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/9/2024).

Muzani juga menambahkan, Megawati dan Prabowo saling menyampaikan salam hormat satu sama lain.

Meskipun tidak merinci lebih jauh makna dari salam tersebut, ia menegaskan bahwa sikap saling menghormati di antara pemimpin bangsa adalah tradisi baik yang harus dipertahankan.

"Salam ini adalah bentuk penghormatan, doa kebahagiaan, dan pengharapan di antara para pemimpin. Ini adalah tradisi baik dalam menjaga silaturahmi," tutup Muzani.