Jejak Ibu dalam Kebaikan Dato Sri Tahir

Tahir pun berpandangan, orang-orang hebat bukanlah mereka yang sekadar mengumpulkan harta, tetapi mereka yang mampu memanfaatkan kekayaan untuk menciptakan dampak positif bagi diri, keluarga, dan masyarakat luas.

“Orang-orang hebat menggunakan uang mereka sepanjang hidup mereka untuk tujuan yang baik bagi diri mereka sendiri, keluarga mereka, dan orang lain. Mereka diberkati sepanjang hidup mereka. Saya selalu ingin menjadi salah satu dari orang-orang ini,” kata Tahir.

Tahir mengatakan, inspirasi terbesar dalam hidupnya datang dari pesan sang ibu, yang menanamkan nilai memberi sejak dini. Ia diajarkan bahwa membantu yang lemah bukan hanya tindakan sosial, tapi juga wujud dari spiritualitas.

“Saya sangat setuju dengan pesan Mamah yang mengatakan tentang penggunaan uang kita untuk membantu yang lemah, yang sebenarnya berarti meminjamkan uang kita kepada Tuhan,” ungkapnya.

Tahir mengatakan, mukjizat sendiri sering datang kepadanya melalui tangan-tangan yang tak terduga, bahkan di saat-saat yang paling gelap. Dari pengalaman spiritualnya itu akhirnya membentuk keyakinannya bahwa memberi membawa kita lebih dekat kepada kebajikan, dan pada akhirnya menjadikan hidup jauh lebih bermakna daripada sekadar mengejar angka di rekening.

“Dengan cara-Nya yang ajaib, Tuhan akan selalu memenuhi janji-Nya untuk memelihara kita. Itu terjadi berkali-kali dalam hidup saya dengan cara yang paling ajaib dan misterius. Ketika saya berada di titik terendah dan putus asa, Tuhan membantu saya untuk bangkit dan membangun hidup saya lagi,” papar Tahir.

Tahir pun lantas membagikan pelajaran hidup yang ia peroleh dari seseorang yang pernah berkata kepadanya.

“Saat itu ada yang pernah berkata kepada saya: Tahir, orang yang rela memberi seringkali akan terselamatkan dari bencana. Lihatlah, banyak sekali orang biasa yang rela memberi kepada orang lain. Mereka menjalani hidup yang sangat sederhana tetapi cahaya menyinari keluarga mereka. Mereka menikmati kehidupan yang damai, diberkahi dengan kesehatan yang baik, dan mereka merasa ‘kaya’. Itulah artinya dianugerahi karunia ilahi yang tidak dapat dibandingkan dengan uang apa pun di dunia,” bebernya.

Bagi Tahir, memberi bukan hanya sekadar perbuatan baik, tetapi juga fondasi spiritual yang membangun kehidupan yang penuh makna dan kebajikan. Ia percaya bahwa saat seseorang memberi dengan tulus, ia sedang membangun lingkaran kebajikan yang tak hanya menguntungkan orang lain, tapi juga menyinari hidupnya sendiri.

“Kesimpulannya adalah, memberi membuat kita dikelilingi oleh kebajikan,” ujar Tahir.

Baca Juga: Niat Mulia Dato Sri Tahir dalam Misi Kemanusiaan