Sepanjang tahun 2024, PT Akulaku Finance Indonesia (AFI) mencatatkan penyaluran pembiayaan baru senilai Rp6 triliun. Kinerja tersebut didorong segmen bisnis Buy Now, Pay Later (BNPL) yang merupakan lini bisnis utama AFI dengan kontribusi sekitar 86% terhadap total portofolio penyaluran pembiayaan.
Presiden Direktur PT Akulaku Finance Indonesia, Perry Barman Slangor, menegaskan bahwa perusahaan berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dengan menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Apalagi, setelah pihaknya berhasil meraih normalisasi status pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator industri keuangan.
Baca Juga: Tren Perlambatan Belanja Konsumen Berlanjut, Laba Bersih Matahari Tetap Naik 22,5%
"Semoga kami semua, BOD (board of directors) yang baru ini dapat memberikan yang terbaik bagi AFI; mampu memperkuat AFI baik dari aspek GCG, manajemen keuangan, bisnis, dan juga dapat tumbuh secara sustainable," ujarnya dalam acara Media Gathering dan Iftar bersama PT Akulaku Finance Indonesia di Shangri-La, Jakarta, Senin (17/3/2025).
Dalam kesempatan tersebut, selain mengumumkan posisi barunya bersama AFI yang dimulai sejak September 2024 lalu tersebut, Perry juga mengumumkan jajaran direksi yang baru bergabung tahun lalu. Di awal tahun 2024, AFI menunjuk Edy Salim selaku Direktur Teknologi Informasi Akulaku Finance. Selain itu, bersama dengan masuknya Perry, AFI menunjuk Meyli Rita Rahmayanti Siburian sebagai Direktur Kepatuhan Akulaku Finance dan Aan Setiawandi sebagai Direktur Keuangan Akulaku Finance.
Lebih jauh Aan Setiawandi selaku Direktur Keuangan Akulaku Finance menjelaskan, pembiayaan senilai Rp3,9 triliun selama tahun 2024 tersalur pada paruh kedua tahun fiskal tersebut. "Hal ini menunjukkan adanya pemulihan bisnis yang signifikan setelah normalisasi status pengawasan dari OJK," ujarnya.
Sementara itu, rasio Non-Performing Financing (NPF) Net disebut tetap terkendali di level 1,1% yang mencerminkan sehatnya kualitas penyaluran pembiayaan serta manajemen risiko yang solid. Kinerja ini membuat AFI optimis dalam menapaki perjalanan di tahun 2025.
Sepanjang tahun ini, AFI akan tetap mengandalkan BNPL sebagai fokus utama pengembangan bisnis, disertai penguatan pada segmen productive loan. Perusahaan menargetkan dapat membukukan Rp9,1 triliun pembiayaan baru, atau tumbuh 52% dari tahun sebelumnya.
Sejumlah strategi akan dilakukan oleh perusahaan, meliputi peningkatan ekspansi mitra, inovasi teknologi, diversifikasi sumber pendanaan, serta penguatan sinergi dengan ekosistem Akulaku Group baik dari sisi pendanaan maupun penawaran produk.
"Melalui sejumlah strategi yang terukur dan eksekusi yang disiplin tersebut, Akulaku Finance Indonesia optimistis dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif dalam penyediaan layanan pembiayaan digital di Indonesia," pungkas Aan.