Buat yang sering belanja online menggunakan Paylater, kemungkinan besar sudah tidak asing dengan nama Akulaku. Mau belanja barang idaman, bayar tagihan listrik, sampai isi pulsa, semua bisa dilakukan di satu aplikasi. Bahkan, buat yang lagi butuh dana cepat, Akulaku juga punya layanan pinjaman instan yang prosesnya cuma butuh hitungan menit.
Nggak heran sih, Akulaku jadi salah satu aplikasi favorit di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Fiturnya lengkap, prosesnya gampang, dan sering banget kasih promo yang bikin dompet agak lega. Namun, di balik semua itu, pernah nggak kamu mikir, "Siapa sih otak jenius yang bikin Akulaku ini sampai bisa sebesar sekarang?"
Baca Juga: Optimisme Tim Direksi Baru Akulaku di Tahun 2025, Targetkan Pembiayaan Rp9,1 Triliun
Jawabannya adalah William Li. Dia adalah sosok pendiri sekaligus CEO Akulaku yang sukses mengubah ide sederhana menjadi salah satu raksasa fintech di Kawasan Asia Tenggara. Dengan visi "keuangan digital untuk semua orang", William Li membangun Akulaku dari nol hingga sekarang punya jutaan pengguna setia di Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Thailand.
Dari Nol Sampai Jadi Raja Paylater
William Li ternyata punya rekam jejak yang cukup keren. Ia pernah menjabat sebagai manajer investasi di perusahaan asuransi ternama, Ping An Insurance Company. Berbekal pengalaman itu, plus latar belakang di bidang hukum, William Li nggak berjalan sendirian. Ia menggandeng rekannya, Gordon Hu, seorang software engineer andal yang pernah malang melintang di perusahaan raksasa seperti Oracle, Tencent, HuaTai Securities, hingga CITIC Securities.
Mereka berdua ini mulai beraksi di akhir 2014, ketika William Li mendapat suntikan dana awal sebesar US$1 juta (sekitar Rp12,4 miliar) dari IDG Capital. Modal itu mereka gunakan untuk membangun layanan remitansi lintas negara di Hong Kong pada awal 2015. Dari sana, langkah mereka semakin mantap.
Buat William Li, perjalanan ini bukan cuma soal bikin aplikasi keren, melainkan perjuangan panjang, keberanian ambil risiko, dan keyakinan bahwa teknologi bisa jadi jembatan bagi masyarakat yang belum tersentuh layanan keuangan formal. Dari visi itulah lahir Akulaku yang kita kenal sekarang, bukan sekadar aplikasi Paylater, melainkan ekosistem keuangan digital yang memudahkan hidup jutaan orang di Asia Tenggara.
Bukan Cuma Soal Bisnis
William Li juga dikenal sebagai pemimpin yang nggak cuma mikirin angka, tapi juga pengembangan teknologi dan pelayanan. Dia percaya kalau layanan finansial digital itu bukan cuma soal "utang dan bayar", tapi bisa jadi jembatan buat masyarakat yang belum terjangkau bank (unbanked people) biar punya akses keuangan yang lebih adil.
Pelajaran dari William Li
Buat kamu yang lagi ngerintis usaha, perjalanan William Li ini bisa jadi inspirasi banget. Mulai dari berani ambil risiko, ngerti kebutuhan pasar, sampai konsisten kasih inovasi. Siapa sangka, dari ide sederhana soal cicilan online, sekarang Akulaku sudah mengubah cara banyak orang mengelola keuangan dengan baik dan menjadi salah satu fintech terbesar di Kawasan Asia Tenggara.