Indonesia tampil perdana pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Rio de Janeiro, Brazil. Kedatangan Presiden Prabowo Subianto di Museum of Modern Art (MAM) Rio de Janeiro, lokasi pelaksanaan KTT BRICS 2025, Sabtu (6/7/2025) disambut langsung oleh Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva.
Prabowo disambut dengan pasukan kehormatan dan karpet merah, sebuah tradisi yang menunjukkan penghormatan bagi para pemimpin dunia pada berbagai acara termasuk di KTT BRICS di Brasil.
Baca Juga: Perdana Hadir di KTT BRICS, Presiden Prabowo Tiba di Brasil
Setelah bersalaman hangat dengan Lula da Silva, keduanya berfoto bersama di depan latar BRICS, menandai keterlibatan Indonesia yang kini resmi tergabung dalam kelompok ekonomi dunia tersebut bersama negara-negara seperti Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan lainnya.
Kehadiran Prabowo bukan sekadar simbol. Ia didampingi jajaran pejabat di antaranya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Wamenkeu Thomas Djiwandono, Wamenlu Arrmanatha Nasir, Seskab Teddy Indra Wijaya.
Kedatangan delegasi Indonesia ini menandai keseriusan pemerintah dalam mengambil peran aktif dalam pembentukan tatanan ekonomi global baru yang lebih adil dan seimbang.
Menyuarakan Sikap Indonesia Sebagai Bridge Builder
Sementara itu Prabowo sendiri bakal memanfaatkan kesempatan itu untuk menyuarakan sikap Indonesia sebagai bridge builder dalam berbagai situasi global.
"Presiden Prabowo, yang hadir untuk pertama kalinya, akan menggunakan kesempatan ini untuk menyuarakan sikap dan posisi Indonesia sebagai bridge-builder dalam berbagai isu global dan upaya kolektif di tengah situasi dunia yang semakin tidak menentu,” demikian bunyi pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu).
Pada 1 Januari 2025, Indonesia resmi menjadi anggota penuh BRICS — forum kerja sama internasional yang dibentuk oleh Brazil, Rusia, India, dan China pada 2009. Afrika Selatan bergabung pada 2010, disusul oleh Ethiopia, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi pada 2024.
Menurut Kemlu, sebagai negara yang tergabung dalam Global South dan G20, Indonesia akan memanfaatkan forum BRICS sebagai platform untuk memperjuangkan kerja sama global yang lebih adil dan inklusif, serta memajukan kepentingan nasional dalam berbagai bidang ekonomi, keuangan, pendidikan dan teknologi.
Selama di Rio de Janeiro, Presiden Prabowo juga dijadwalkan akan melakukan beberapa pertemuan bilateral untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang.
Para pemimpin BRICS akan membahas sejumlah isu politik dan keamanan global, seperti konflik yang berkepanjangan di berbagai kawasan, reformasi tata kelola global dan penguatan multilateralisme.
Mereka juga akan mengangkat berbagai permasalahan dan peluang kerja sama ekonomi dan keuangan, serta isu-isu lainnya, seperti tata kelola kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), lingkungan dan aksi iklim, serta kesehatan global.
KTT BRICS, yang berlangsung pada 6-7 Juli dengan tema "Strengthening Global South Cooperation to a More Inclusive and Sustainable Governance," akan dihadiri lebih dari 30 pemimpin negara anggota BRICS, negara mitra, undangan khusus, dan para kepala organisasi internasional.
KTT itu diharapkan akan menghasilkan "Leaders’ Declaration" yang mencerminkan posisi dan komitmen bersama BRICS terkait isu-isu politik dan keamanan, ekonomi dan keuangan, serta keberlanjutan pelibatan berbagai pemangku kepentingan dalam kerangka BRICS.
Sejak bergabung dalam BRICS, Indonesia telah berpartisipasi aktif dalam sedikitnya 165 pertemuan, termasuk 20 pertemuan tingkat menteri.