Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) periode 2009-2014, Ignasius Jonan, mengisahkan pengalaman dirinya mengatasi permasalahan penumpang kereta api yang naik di atas atap.
Jonan mengatakan, seorang pemimpin perlu ketegasan untuk mengatasi persoalan di sebuah organisasi. Terkadang, pemimpin lebih memilih kebijakan populis dibanding keputusan tegas yang bisa memicu amarah publik.
Baca Juga: Cerita Ignasius Jonan Totalitas Pimpin PT KAI
"Saya masuk kereta api 2009, 2010 ada konferensi perkeretaapian se-Asia di New Delhi. Saya bertemu pemimpin tertinggi kereta api di India yang tingkatannya sekelas menteri, yakni Menteri Perkeretaapian, namanya Lalu Prasad. Saya taruhan sama beliau, siapa lebih cepat bisa membuat layanan kereta api tidak ada penumpang naik di atas atap. Kalah sama saya," ujarnya dalam sebuah kesempatan, dikutip Minggu (29/6/2025).
Ia berpesan kepada generasi muda untuk berani mengambil sebuah keputusan. Syaratnya, keputusan tersebut bertujuan baik dan demi kepentingan publik.
"Dulu kalau naik kereta, berdiri saja nggak bisa Jakarta-Bandung. Berantakan sekali. Kalau dulu saya nggak keras sekali, layanan kereta api nggak akan serapi ini. Kalau saya mau populer, saya nggak tertipkan. Untuk tertipkan, ributnya besar sekali seluruh Jawa-Sumatera," tandasnya.