Berpikir kritis mengacu pada proses seseorang untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi dalam membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan, ilmu pengetahuan, dan pengalaman. Berpikir kritis tentunya memiliki manfaat dalam menjalani kehidupan.
Mantan Menteri ESDM dan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, mengatakan bahwa berpikir kritis itu bermodal pada menjadi diri sendiri dan menggunakan akal sehat.
"Critical thinking itu modalnya menjadi diri sendiri dan menggunakan akal sehat," ujar Jonan dilansir Olenka pada Selasa, 8 Oktober 2024.
Baca Juga: Berantas Premanisme, Cerita Ignasius Jonan Ubah Wajah Stasiun Senen Jadi Ramah Pengunjung
Jonan menegaskan, menjadi diri sendiri merupakan modal yang utama dalam menjalani kehidupan. Dengan menjadi diri sendiri, kita bisa memiliki pemikiran atau pemahaman dalam hidup. Ia mengharapkan setiap orang tetap menjadi diri sendiri dan jangan mengikuti atau menjadi orang lain.
"Jadi copy paste itu tidak boleh. Sebisa mungkin Anda waktu muda jangan berusaha copy paste," ujarnya.
Copy paste yang dimaksud Jonan adalah meniru atau mengikuti orang lain atau imitasi. Artinya, dalam pencarian jati diri saat muda, sebisa mungkin untuk tidak menjadi diri orang lain. Selain menjadi diri sendiri, Jonan mengatakan modal dalam berpikir kritis adalah menggunakan akal sehat.
"Semua itu harus menggunakan akal yang sehat. Tidak boleh menggunakan akal yang tidak sehat," lanjutnya.
Menggunakan akal sehat akan membantu untuk mengetahui kebenaran yang dapat diterima oleh akal. Termasuk jika menjadi orang lain, akal sehat ini diperlukan untuk mengetahui apakah dapat diterima oleh akal atau tidak.
"Mengikuti orang lain, jadi diri orang lain. Jadi menggunakan akal sehat ini masuk akalnya bagaimana dan sebagainya," tambahnya.