Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman kembali menyampaikan kabar gembira atas pencapaian produksi beras nasional.

Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Oktober 2025, produksi padi Tanah Air tembus 31,04 juta ton, atau mengalami peningkatan 3,7 juta ton jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sekitar 27–28 juta ton.

"Produksi kita sampai Oktober sudah 31 juta ton. Dibanding tahun lalu, naik 3,7 juta ton. Ini kabar gembira," ujarnya kepada wartawan, Senin kemarin.

Baca Juga: Skandal Beras Oplosan Seret Food Station Tjipinang Jaya, Pemprov Jakarta Kecolongan?

Baca Juga: Bukan Gelar Akademis, Hamid Djojonegoro Sebut Kesuksesan Berasal dari Kerja Keras

Adapun kenaikan tersebut didorong oleh optimalisasi lahan (oplah), di mana profram tersebut mendorong petani untuk meningkatkan intensitas tanam.

"Yang paling tinggi dampaknya adalah oplah, optimalisasi lahan. Kalau dulu hanya sekali tanam, sekarang bisa dua bahkan tiga kali tanam. Jadi produktivitas kita meningkat signifikan," ujar menteri Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo Subianto.

Namun demikian, ia menilai program irigasi yang dijalankan pemerintah sejak Agustus lalu akan memberi dampak positif dalam jangka menengah dan panjang.

"Irigasi memang baru dikerjakan, jadi dampaknya belum terasa penuh tahun ini. Yang jelas, kontribusi terbesar kenaikan produksi berasal dari optimalisasi lahan," ucapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan keberhasilan peningkatan produksi beras tidak hanya berdampak pada ketersediaan pangan nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi risiko krisis pangan global.

Tak hanya itu, pemerintah bersama kementerian terkait akan terus memperkuat program ketahanan pangan, termasuk distribusi pupuk, peningkatan produktivitas, serta percepatan rehabilitasi jaringan irigasi.

"Semua upaya ini bertujuan agar produksi kita tidak hanya surplus, tetapi juga berkelanjutan," tukasnya.