Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku pemerintah tak mudah mengurus masalah pangan bagi 270 juta masyarakat Indonesia. 

Kepala negara mengaku pemerintah kesulitan mengatur distribusi pasokan beras lantaran jumlah penduduk tak seimbang dengan penyedian pangan, pemerintah kata dia mesti putar otak supaya distribusi pasokan beras tetap merata bagi seluruh masyarakat. 

"Jadi ngurus yang namanya beras, ngurus yang namanya pangan, untuk 270 juta penduduk Indonesia, sangat sulit. (Karena) harus menyediakan beras untuk 270 juta penduduk Indonesia, tidak mudah. Kebutuhan kita setiap tahun 31 juta ton, begitu kurang sedikit, carinya di mana? Tapi kalau produksi petani banyak, kita tenang," kata  di Gudang Perum Bulog Bakaran Batu, Labuan Batu, Sumatera Utara dilansir Senin Olenka.id Senin (18/3/2024). 

Baca Juga: Anjloknya Suara PDIP dan Tudingan Penyalahgunaan Kekuasaan Oleh Jokowi

Jokowi megatakan, apabila pemerintah salah langkah dalam pendistribusian pangan, maka bakal berimbas fatal, beban pemerintah kata Jokowi semakin berat dengan tekanan para petani dan ibu-ibu rumah tangga. Apabila harga beras di turunkan, maka pemerintah bakal kena semprot para petani, begitu juga sebaliknya jika harganya dinaikan maka giliran ibu-ibu rumah tangga yang mengomel.

"Kalau harga beras turun, saya itu dimarahin petani, tapi kalau beras naik, dimarahin ibu ibu. (Itu) sulitnya pemerintah disitu mencari keseimbangan, itu yang sulit. Saya pas beras naik, saya main ke sawah, wah petani senang. Begitu saya ke pasar ketemu ibu ibu, (ditanya) gimana harga beras pak. Inilah yang namanya harga," ujarnya. 

 Dia juga menjelaskan, bahwa persoalan pangan sangat erat kaitannya dengan musim yang terjadi di tanah air. Seperti harga beras yang sempat mahal salah satunya dipengaruhi oleh stok yang minim karena sejumlah daerah ada yang mengalami banjir dan kemarau panjang.

Stok pasokan yang mencukupi sangat berpengaruh bagi masyarakat RI, pasalnya ada 270 juta yang pasti akan membutuhkan beras. Angka itu bahkan lebih banyak dibanding negara lain yang hanya 10 hingga 20 juta warga saja.

Baca Juga: Hak Angket Diduga Digembosi Lewat Tawaran Dua Kursi Buat NasDem di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Juga: Soal Hak Angket Dugaan Kecurangan Pemilu, Begini Pinta Anies Baswedan

“(Kondisi kita) seperti kemarin musim keringnya panjang, ini nanti pasti nanamnya mundur atau basahnya terlalu, hujannya terlalu lebat (sampai) ada yang kena banjir. Inilah negara Indonesia yang sangat besar," ujar Jokowi.

"Kalau negara lain penduduknya 10 juta, 20 juta, (itu) lebih mudah. Kita 270 juta, tersebar di 17 ribu pulau, dari Sabang sampai Merauke, dari Mianga sampai Pulau Rote. Inilah Indonesia," pungkasnya.