Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menegaskan bahwa kesiapan menghadapi kegagalan adalah salah satu kualitas penting yang harus dimiliki seorang pemimpin. Menurutnya, kegagalan sendiri bukanlah akhir dari segalanya, melainkan pelajaran berharga untuk meraih kesuksesan di masa depan.

"Kita tidak bisa terus benar. Gak mungkin ada orang yang sempurna. Jadi, kita harus siap untuk menghadapi kegagalan," ujar Jahja, saat ditemui Olenka, di Jakarta, baru-baru ini.

Jahja menuturkan, hal yang paling penting ketika terjadi kegagalan adalah sikap kita menghadapi kegagalan tersebut. Menurutnya, seorang pemimpin sejatinya bisa mengambil pelajaran dan bukan meratapi kegagalan.

"Nah, cuma bagaimana diri kita menghadapi tanda petik kegagalan? Apakah itu membuat kita terpukul, kecewa, depresi, lalu menyesali? Menyesali, depresi, dan lain-lain tidak akan membantu kita. Yang benar adalah kita pelajari kegagalan,” tutur Jahja.

“Kenapa kita gagal? Apakah karena faktor luar, atau karena diri sendiri? Lingkungan, lokasi, semua bisa jadi faktor yang harus kita cermati,” sambungnya.

Jahja lantas menekankan pentingnya membangun mentalitas tangguh dalam menghadapi tantangan. Menurutnya, baik keberhasilan maupun kegagalan adalah guru terbaik yang bisa membentuk seseorang menjadi lebih ‘street smart’, yakni cerdas dalam menghadapi kehidupan nyata.

"Street smart itu harus berkaca pada pengalamannya sendiri. Jadi, juga jangan cuma kegagalan yang diingat ya. Keberhasilan apa yang menyebabkan Anda berhasil? Itu juga Anda tabulate dan ingat-ingat," terangnya.

“Dan setiap saat menghadapi situasi yang berbeda, Anda harus ingat kalau mau berhasil seperti apa, dan kalau kita gagal, siap-siap untuk mengatasi seperti apa. Yang penting itu mentalitas,” tambahnya.

Baca Juga: Jahja Setiaatmadja Bicara Soal Jadi Role Model Bagi Ujung Tombak Perusahaan