Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mendorong pelibatan perempuan dalam pembangunan ekonomi. Baginya kehadiran perempuan dalam sektor ini tidak bisa dianggap enteng, perempuan mesti diberi ruang seluas-luas dalam perputaran roda ekonomi. 

Pernyataan tegas itu disampaikan Menlu Retno dalam forum the 3rd Meeting of Special Envoys on Afghanistan atau dikenal dengan Doha III yang dihelat  1 Juli 2024 di Doha, Qatar. Retno mengemukakan pendapatnya saat sesi pertama yang membahas sektor privat dan pembangunan ekonomi di Afghanistan. 

Baca Juga: Akui Kepincut Anies Baswedan, PDI-P tetap Prioritaskan Kader Sendiri untuk Pilkada Jakarta

Dalam forum itu, Retno juga mengemukakan bahwa pemerintah Indonesia terbuka dan siap menyambungkan kontak antara para wirausaha perempuan Indonesia dengan Afghanistan. 

"Dalam pernyataannya, Indonesia atau saya menyampaikan pertama, bahwa ekonomi berarti rakyat, sehingga inclusive economy yang melibatkan perempuan harus menjadi bagian dalam membangun ekonomi Afghanistan," ujarnya dalam keterangan pers, Selasa (2/7/2024).

Isu keterlibatan perempuan sebagai penggerak ekonomi bukan baru kali ini saja diutarakan Retno, dalam forum Doha I dan II isu yang sama juga sudah diutarakan. Itu artinya Pemerintah Indonesia konsisten mendorong kesetaraan dalam pembangunan ekonomi di Afghanistan. 

Lebih lanjut Retno mengatakan, upaya pemerintah Indonesia mendorong keterlibatan perempuan dalam pembangunan ekonomi bukan sekedar wacana dalam forum, sekarang  ini kata dia pemerintah Indonesia mengambil peran sentral dalam pembangunan bank syariah di Afghanistan. Peran Indonesia bahkan telah diakui Bank Dunia. 

"Bank Dunia dalam presentasinya secara khusus menyebut Indonesia sebagai negara yang dapat memberikan kontribusi dalam hal ini," tuturnya. 

Selain itu, Retno juga menyampaikan mengenai pentingnya awareness soal sanksi kepada Afghanistan sehingga tak berdampak pada ekonomi yang berkepanjangan. 

"Dan statement saya tutup dengan usulan untuk membentuk working group yang khusus membahas kerja sama ekonomi dengan lebih konkret dan melibatkan stakeholder terkait guna memberikan kontribusi bagi kerja sama ekonomi," tandasnya. 

Baca Juga: Sebut Kaesang Penuhi Syarat Maju Pilgub Jakarta, NasDem: Jokowi Tak Cawe-cawe

Adapun forum Doha III dihadiri sejumlah pihak yakni Taliban sebagai perwakilan pemerintah Afghanistan, Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Korea Selatan, India, China, Jerman, Tajikistan, Uzbekistan, Kanada, Norwegia, Rusia, Turkiye, Qatar, Uni Emirat Arab, Saudi Arabia dan beberapa organisasi internasional lainnya.