Roti Bakar Eddy, kedai melegenda yang pastinya sudah tak asing lagi terdengar, terutama di kalangan anak-anak muda. Disebut melegenda lantaran sudah hits sejak tahun ‘70-an. Jatuh bangun Eddy Supardi mengembangkan bisnis kulinernya, hingga memiliki banyak cabang dengan omzet menembus angka miliaran rupiah.
Sekadar Growthmates tahu terlebih dulu, Eddy Supardi sebagai pemilik Roti Bakar Eddy sudah tiada. Eddy Supardi menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 66 tahun di Rumah Sakit Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, 10 Oktober 2018 silam.
Meski pemiliknya sudah tiada, Roti Bakar Eddy masih eksis hingga saat ini. Kedai Roti Bakar Eddy kerap menjadi incaran para anak muda khususnya sebagai tempat nongkrong mereka. Terlebih, Roti Bakar Eddy masih konsisten dengan roti bakarnya yang khas dan menjadi favorit banyak orang.
Seperti apa kisah di balik kesuksesan bisnis Roti Bakar Eddy yang sudah melegenda sejak tahun ‘70-an? Simak terus kisahnya di dalam artikel ini ya, Growthmates!
Perjuangan Eddy Supardi Mendirikan Roti Bakar Eddy
Bukan hal mudah bagi Eddy Supardi mendirikan kedai Roti Bakar Eddy semasa hidupnya. Bahkan, sebelum memetik hasil dari jerih payahnya merintis Roti Bakar Eddy, Eddy Supardi hanyalah seorang penjual koran. Bukan hanya itu, Eddy juga pernah berjualan lontong sayur dan bubur ayam.
Dalam sejumlah sumber mengatakan, Eddy Supardi di usianya yang masih sangat belia, yakni 15 tahun, berbekal keberanian merantau ke Jakarta. Saat itu, pria asal Solo, Jawa Tengah ini mulai melakoni berbagai pekerjaan serabutan. Mulai dari menjadi karyawan pedagang roti bakar kaki lima, hingga menjadi loper koran.
Selama bekerja, Eddy selalu menyisihkan penghasilannya untuk ditabung. Setelah terasa cukup, tabungan tersebut digunakan Eddy sebagai modal untuk berjualan bubur ayam dan lontong sayur di sekitar Universitas Al Azhar Indonesia, Blok M, Jakarta Selatan.
Menjadi pedagang kaki lima, sudah pasti Eddy selalu dihadapkan dengan petugas keamanan dan ketertiban alias kamtib. Berkali-kali diusir kamtib, Eddy tak pernah patah semangat untuk terus menjajakan dagangannya.
Baca Juga: Berawal dari Tukang Kaset, Yuk Intip Kisah Sukses Bos BCA Jahja Setiaatmadja
Dikenal pekerja keras dan tak pernah putus asa, Eddy dengan jiwa mudanya saat itu terus mengembangkan ide bisnisnya. Bermodalkan pengalaman yang pernah didapatkannya saat menjadi karyawan roti bakar kaki lima, Eddy pun memulai usaha roti bakarnya sendiri pada 1971.
Namun, usaha roti bakarnya tersebut tidak berjalan mulus begitu saja. Eddy kembali diuji, usaha roti bakar miliknya mengalami kerugian besar sekitar tahun 1985. Kerugian ini disebabkan oleh kerusuhan yang terjadi di wilayah Blok M dan sekitarnya. Saat itu, pemerintah menetapkan peraturan baru yang melarang warga keluar rumah setelah pukul 21:00 WIB, di mana hal ini sangat berdampak pada pendapatan Eddy yang terus menurun.
Meski kembali diuji, Eddy tak patah semangat. Ia kembali bangkit dan berhasil menjadikan Kedai Roti Bakar Eddy sebagai tempat nongkrong populer yang dikunjungi oleh sekitar 400-500 orang setiap harinya.
Memiliki Banyak Cabang dengan Menu Menggiurkan
Kedai Roti Bakar Eddy memiliki ciri khas dengan tekstur rotinya yang besar, lembut, dan garing yang mana disukai oleh banyak orang. Bukan hanya itu, Roti Bakar Eddy juga memiliki varian rasa yang lengkap untuk isiannya.
Menu andalan Roti Bakar Eddy adalah roti bakar dengan isian coklat keju. Namun, banyak menu lain yang juga menjadi favorit banyak orang. Di antaranya adalah roti bakar isi keju, kornet, telur, pisang, nutella, ovomaltine, dan masih banyak lagi.
Bukan hanya aneka menu roti bakar saja, Roti Bakar Eddy juga menyediakan menu lain yang tak kalah menggiurkan. Diantaranya adalah Indomie lengkap dengan toping, nasi goreng, olahan ayam goreng, kwetiau, aneka rice bowl, hingga aneka minuman yang menyegarkan.
Adapun harga yang ditawarkan juga cukup ramah di kantong. Yakni, cukup menyiapkan amunisi sekira Rp20.000 -Rp50.000 jika ingin menjajal nikmatnya aneka menu yang ditawarkan di Roti Bakar Eddy.
Hingga saat ini kuliner Roti Bakar Eddy tak pernah sepi pengunjung dan terus berkembang. Kini, juga sudah memiliki beberapa cabang di Jakarta dan sekitarnya yang dijalankan oleh anak-anak dari mendiang Eddy.
Roti Bakar Eddy juga telah membuka cabang di berbagai wilayah, diantaranya Bogor, Depok, Cibubur, Bintaro, Pondok Gede, Ciledug, dan Haji Nawi.
Dalam sejumlah sumber disebutkan, omzet satu cabang Roti Bakar Eddy diperkirakan mencapai miliaran rupiah dalam satu bulan.
Konsistensi Jadi Kunci
Konsistensi tampaknya menjadi kunci keberhasilan Roti Bakar Eddy dalam mempertahankan popularitasnya hingga saat ini. Roti Bakar Eddy tetap konsisten dengan kualitas makanan yang disajikan, di mana memiliki rasa yang otentik dan tidak banyak berubah dari waktu ke waktu.
Inovasi menu juga disesuaikan dengan selera zaman sekarang, namun tetap mempertahankan keaslian rasa tradisional. Hal itulah yang menjadi salah satu strategi Roti Bakar Eddy untuk tetap relevan di tengah persaingan industri kuliner yang semakin ketat.
Selain itu, kedai Roti Bakar Eddy di sejumlah wilayah terbilang cukup strategis dan mudah diakses. Ditambah lagi, suasana kedai yang santai membuatnya menjadi tempat ideal untuk para anak muda nongkrong dan berkumpul bersama teman-teman. Harganya pun cukup terjangkau, pas di kantong.
Nah, Growthmates itu dia kisah dibalik kesuksesan Roti Bakar Eddy. Meski pemiliknya sudah tidak ada, kedai legendaris yang satu ini masih eksis hingga saat ini. Keren banget ya!