Garuda Tunggu Keputusan Pemegang Saham

Menanggapi kabar ini, Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Pandjaitan, menegaskan bahwa segala bentuk aksi korporasi, termasuk soal pendanaan dan ekspansi, merupakan kewenangan penuh dari pemegang saham mayoritas, yaitu Danantara.

“Pada prinsipnya, kebijakan dan strategi atas aksi korporasi tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan pemegang saham serta para pemangku kepentingan terkait,” ungkap Wamildan, dikutip dari Kumparan, Rabu (21/5/2025).

Ia juga menyebut bahwa Garuda terus melakukan koordinasi intensif dengan pemerintah dan stakeholder lain untuk memastikan arah bisnis tetap berada pada jalur pemulihan dan pertumbuhan berkelanjutan.

Garuda Indonesia sendiri dijadwalkan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Juni 2025.

Dalam surat pemanggilan resmi, salah satu agenda utama rapat adalah membahas rencana perseroan untuk mengajukan program restrukturisasi penyehatan, sebagai bagian dari strategi peningkatan kesehatan finansial dan kinerja operasional.

Keputusan RUPSLB ini diprediksi menjadi titik krusial dalam menentukan arah kebijakan pendanaan dan ekspansi Garuda ke depan, apakah suntikan dana dari Danantara akan disetujui, dan bagaimana implementasinya dalam menopang operasional maskapai nasional ini.

Saham Garuda Terbang Tinggi

Saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) kembali menunjukkan performa impresif di pasar modal. Tren penguatan harga saham maskapai pelat merah ini terus berlanjut, didorong sentimen positif dari kabar rencana suntikan dana segar oleh PT Danantara Dana Infrastruktur.

Berdasarkan data dari Stockbit, pada sesi siang perdagangan Kamis (12/6/2025), saham GIAA tercatat naik 5,48% ke level Rp77 per saham. Ini menandai momentum positif yang konsisten bagi Garuda dalam beberapa waktu terakhir.

Jika ditarik ke belakang, dalam kurun waktu sepekan terakhir, harga saham Garuda sudah melonjak 18,46%. Bahkan secara bulanan, performanya lebih spektakuler lagi, yakni melonjak hingga 108,11%.

Rencana Suntikan Dana ke Garuda Disorot

Rencana Danantara untuk menyuntik modal sekitar U$500 juta ke Garuda Indonesia memicu tanggapan beragam di kalangan pengamat ekonomi. Meskipun dianggap potensial untuk menopang maskapai nasional, berbagai kritikan tajam juga muncul terkait dampak dan relevansi investasi tersebut.

Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), melihat strategi ini sebagai langkah yang keliru dan berisiko besar.

“Untuk apa Danantara menyuntik dana ke Garuda? Ini rencana investasi yang tidak tepat,” tutur Bhima, dikutip dari Bisnis.

Menurutnya, Dana Danantara seharusnya dialokasikan untuk sektor produktif seperti energi terbarukan atau pengembangan industri baterai, yang memberikan manfaat ekonomi lebih luas. Ia pun menilai strategi ini lebih mengandung unsur politis ketimbang analisis bisnis rasional

Sementara itu, Toto Pranoto, pengamat BUMN, menyoroti sisi lain dari wacana suntikan modal.

“Padahal saat ini industri penerbangan domestik sedang cukup baik, dengan permintaan yang tinggi akibat jumlah armada yang terbatas,” tutur Toto, dikutip dari Warta Ekonomi.

Namun, ia menekankan bahwa proposal bisnis Garuda harus lebih fokus dan realistis, terutama diarahkan ke rute domestik serta rute internasional “gemuk” seperti haji atau wisata ke Jepang dan Australia

Lebih jauh, kritikan datang dari Mufti Anam, Anggota Komisi VI DPR RI, setelah kasus hilangnya iPhone milik penumpang Garuda Indonesia mencuat belakangan ini. Baginya, suntikan dana dari PMN maupun Danantara tidak relevan jika masalah budaya kerja dan integritas SDM tidak dibenahi.

“Kita bicara soal kepercayaan publik. Bagaimana masyarakat bisa percaya Garuda bisa bangkit, kalau integritas SDM-nya saja dipertanyakan,” ujar Mufti Anam, dikutip dari Jawa Pos.

Mufti menyimpulkan bahwa reformasi ‘bedah total’ di level SDM dan budaya perusahaan jauh lebih krusial ketimbang suntikan modal semata.

Baca Juga: Erick Thohir Gandeng KPK Bersih-bersih BUMN-Danantara