Bicara mengenai prospek affiliate marketing ke depan, Cindy masih optimis. "Ke depannya, saya lihat masih cerah karena makin banyak orang yang beli di social commerce. Dalam 5-10 tahun ke depan masih bagus. Yang penting, harus jaga kepercayaan dari pelanggan," ujarnya.

Mahari menambahkan, "Ke dapan, dalam 10 tahun masih bagus, bahkan affiliate marketing akan berkembang. Persaingan mungkin akan lebih sulit, tapi konten yang dihasilkan akan lebih bermutu."

Baca Juga: Pentingnya Kolaborasi untuk Memerangi Kejahatan Digital Keuangan di Indonesia

Sementara itu, sejumlah temuan terlihat dari hasil riset Suara UKM Negeri Vol. 5, di antaranya:

  • Mayoritas e-shopper cenderung melakukan pembelian melalui affiliate marketing yang berasal dari pengguna media sosial biasa (80%), artis atau influencer (69%), atau teman mereka sendiri (42%);
  • Sekitar 30% e-shopper memilih berbelanja dari affiliate marketing yang memiliki jumlah pengikut di media sosial kurang dari 500; 21% memilih affiliate marketing dengan pengikut dalam kisaran 500 hingga 800; sekitar 3% e-shopper yang cenderung membeli dari affiliate marketing dengan jumlah pengikut antara 8.000 hingga 1 juta;
  • Platform paling dominan untuk affiliate marketing di Indonesia adalah Shopee dengan penggunaan mencapai 71%, diikuti oleh TikTok Shop 68%; Tokopedia digunakan oleh 21% affiliate marketing; Lazada dan Bli Bli memiliki tingkat penggunaan masing-masing sebesar 16% dan 6%;
  • Produk fashion menjadi kategori paling diminati yang dibeli melalui affiliate marketing dengan persentase mencapai 74%; produk kecantikan (56%); produk untuk kebutuhan rumah dan gaya hidup (50%); aksesori (43%); serta produk makanan dan minuman (40%);
  • Mayoritas anggaran belanja untuk pembelian melalui affiliate marketing berada dalam rentang Rp100.000 hingga Rp250.000 dengan persentase sebanyak 47%.

"Riset kali ini melengkapi riset sebelumnya di Suara UKM Negeri Vol. 4 terkait Social Commerce. Pada riset sebelumnya dijelaskan, sekitar 50% dari para penjual mengalami kesulitan dalam menciptakan konten yang efektif, sedangkan 48% lainnya merasa sulit untuk mengikuti perubahan algoritma platform yang terus berubah. Atas dasar itu, dibutuhkan strategi pemasaran yang relevan dengan perkembangan tren penjualan saat ini, yakni affiliate marketing," pungkas Subarkah Dwipayana, Head of Trade Marketing Ninja Xpress.