Nama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan atau yang seringkali disebut LBP sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Pria kelahiran Toba Samosir, Sumatera Utara (Sumut) pada 28 September 1947 ini selalu menjadi perbincangan hangat.
Rupanya, pensiunan jenderal TNI ini makin bersinar setelah tak lagi berseragam baju loreng. Selain bisnisnya berkembang pesat, Luhut pun diberikan jabatan menteri dan jabatan-jabatan lainnya di luar tugas menteri, hingga menjadi orang kepercayaan nomor satu di Indonesia.
Sepanjang perjalanan hidup, Luhut melintas karier di berbagai bidang mulai dunia militer, bisnis, hingga birokrasi pemerintahan. Luhut pun dipercaya duduk di berbagai kursi menteri di beberapa kepemimpinan presiden.
Tak pelak, Luhut pun dijuluki menteri segala bidang, karena menduduki jabatan di berbagai bidang berlainan meskipun berangkat dari militer.
Lantas, seperti apa perjalanan karier sang Jenderal? Dan, apa saja kedudukan yang pernah diemban Luhut Binsar Pandjaitan? Berikut Olenka ulas selengkapnya sebagaimana dikutip dari berbagai sumber.
Masa Kecil Luhut
Siapa sangka, Luhut ternyata menyimpan masa kecil yang tidak mudah lantaran pernah menjadi anak dari seorang seorang supir bus, sementara sang ibu, Siti Frida Naiborhu, adalah ibu rumah tangga yang nggak memiliki riwayat pendidikan formal. Meski begitu, Luhut dan saudara-saudaranya selalu diajari untuk tetap jujur, terus belajar, dan bekerja keras.
Sang ayah, Bonar Pandjaitan, tadinya merupakan seorang TNI berpangkat Letnan. Namun karena turun jabatan jadi seorang Pembantu Letnan Satu, ayahnya akhirnya mengundurkan diri dari pasukan pengaman negara. Namun, berkat ketekunannya, sang ayah dikirim ke Cornell University, Amerika Serikat, untuk melanjutkan pendidikan.
Luhut mengenyam pendidikan sekolah dasar di SD Yayasan Cendana. Setelah lulus SD, ia melanjutkan pendidikannya di SMP Yayasan Cendana. Tamat dari SMP, ia memilih SMAN 1 Pekanbaru sebagai sekolahnya. Namun rupanya, orang tuanya Luhut kemudian memindahkan Luhut untuk menyelesaikan pendidikan SMA di SMAK 1 PENABUR Bandung karena nakal dan salah bergaul.
Semasa SMA, Luhut menjadi salah satu pendiri Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI) yang menghimpun pelajar dan mahasiswa untuk menentang Orde Lama dan PKI. Di tahun terakhir sekolah menengahnya, ia bertemu dengan Devi Simatupang, istrinya saat ini. Seiring perjalanan waktu, setelah menamatkan pendidikannya di SMA Kristen 1 Penabur Bandung, Luhut pun memutuskan untuk memulai kariernya di TNI.
Baca Juga: Jokowi Perintahkan Luhut Bentuk Tim Khusus Godok Regulasi Family Office
Karier Militer Luhut
Karier militer Luhut dimulai pada 1967 saat masuk AKABRI bagian Darat. Tiga tahun berselang, dia lulus dengan meraih predikat sebagai Lulusan Terbaik pada 1970. Kala itu Luhut pun diganjar penghargaan Adhi Makayasa.
Luhut diketahui banyak menghabiskan karier militernya di Kopassandha TNI AD. Ia dikenal juga sebagai pendiri sekaligus Komandan pertama Detasemen 81, sekarang Sat-81/Gultor) kesatuan baret merah Kopassus. Kesatuan ini menjadi salah satu pasukan khusus penanggulangan terorisme terbaik di dunia.
Sejumlah pelatihan bergengsi pernah dijabaninya. Antara lain, Royal Army Special Air Service (Inggris, 1981), Shooting & Anti-Terror Instructor Training (Jerman Barat, 1981), Counter-Terrorism and Special Operations Course, Grenzschutzgruppe 9 (GSG-9) German Federal Police (Jerman Barat, 1981), hingga Guerrilla & Counter-Guerrilla Warfare Instructor Training Course, US Army Special Forces (Amerika Serikat, 1978).
Dan, berikut daftar jabatan beserta pangkat Luhut Binsar Pandjaitan selama di TNI:
Letnan Dua sampai Kapten
- Komandan Peleton I/A Group 1 Para Komando, Kopassandha (1971)
- Komandan Peleton Batalyon Siliwangi di Kalimantan Barat (1972)
- Komandan Kompi A Group 1 Para Komando, Kopassandha (1973)
- Komandan Kompi A Pasukan Kontingen Garuda (KONGA VI) Wilayah Port Said, Port Fuad, Port Suez, Mesir (Desember 1973 — Oktober 1974)
Mayor
- Ajudan Pribadi Brigjen TNI Yogi S. Memed (Komandan Brigade Selatan, Wilayah Terusan Suez) Kontingen Garuda (KONGA VI), Mesir (Desember 1973 — Oktober 1974)
- Komandan Tim C Group 1 Para Komando Satuan Lintas Udara Pada Operasi Seroja, Kopassandha (1975)
- Komandan Kompi Pasukan Pemburu Kopasshanda Pada Elemen Satgas Tempur Khusus, Pada Operasi Seroja (1976), sekaligus meraih prestasi dan predikat sebagai Komandan Kompi Terbaik dalam Operasi Seroja
- Perwira Operasi Pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat
- Perwira Operasi Pada Satuan Tugas/Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI
- Danden 81 Anti Teroris Kopassus Pendiri dan Komandan Pertama (1981)
- Pendiri dan Komandan Pertama Proyek Rajawali Pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat, BAIS ABRI (1983)
- Komandan Satuan Pengamanan Presiden RI/VVIP pada KTT ASEAN Manila, Filipina (1984)
- Pendiri dan Komandan Pertama Proyek Charlie/Proyek Intelijen Teknik (Proyek Yang Menjadi Creme De La Creme TNI) Pada Detasemen 81 Anti Teroris Kopassus (1985)
- Pendiri dan Komandan Pertama Sekolah Pertempuran Khusus (Sepursus) Detasemen-81/Anti-Terror Kopassus Pada Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) (1986)
- Komandan Satgas Tempur Khusus Pasukan Pemburu Kopassus (Detasemen-86) Di Sektor Tengah Khusus (Osu, Frekueike, Laisorobai) Timor-Timur (1986), meraih prestasi dan predikat sebagai Komandan Satgas Tempur Terbaik di Timor-Timur
- Komandan Sekolah Pusdik Para Lintas Udara Pusshandalinud/Pada Pusat Pendidikan Pasukan Khusus/Pusdikpassus, Kopassus (1987—1989).
Kolonel
- Asops Danjen Kopassus (1989 - 1990)
- Dan Grup 3/Sandhi Yudha Kopassus (1990 - 1992)
- Danpusdikpassus (1992 - 1993)
- Danrem 081/Dhirotsaha Jaya, meraih prestasi sebagai Komandan Korem Terbaik di Indonesia (1993 - 1995).
Brigadir Jenderal hingga jenderal
- Wadanpussenif Kodiklatad (1995—1996), saat berpangkat Brigadir Jenderal atau Brigjen
- Danpussenif Kodiklatad (1996—1997), saat berpangkat Mayor Jenderal atau Mayjen
- Dankodiklatad (1997—1998), saat berpangkat Letnan Jenderal. Luhut Binsar Pandjaitan pensiun dengan pangkat Jenderal (purn).
Baca Juga: Mulai 17 Agustus 2024 Pembelian BBM Subsidi akan Dibatasi, Ini Penjelasan Luhut
Karier Politik Luhut
Karier Luhut mulai bersinar setelah ditunjuk menjadi Duta Besar RI Berkuasa Penuh untuk Singapura pada pemerintahan Presiden B.J Habibie. Ketika kepemimpinan nasional berganti, Luhut tetap dipercaya dengan mengemban tugas sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan di era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Pada tanggal 26 April 2000, pengganti Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur menunjuk Luhut sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian, posisi yang dipegangnya sampai Wahid dipaksa keluar dari jabatannya pada bulan Juli 2001. Pengganti Gus Dur, yakni Megawati Sukarnoputri, pun menawarkan posisi yang sama kepada Luhut, tapi dia menolaknya, kemudian menjelaskan bahwa dia merasakan tanggung jawab moral kepada Gus Dur.
Berada di luar pemerintahan selama masa kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Luhut memilih untuk fokus mengembangkan bisnisnya.
Setelah masa jabatan pertamanya sebagai menteri, Luhut memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia pada tahun 2003 tetapi kalah dari sesama purnawirawan jenderal Agum Gumelar.
Luhut kemudian bergabung dengan Partai Golkar dan menjadi wakil ketua umum pada 2008-2014. Pada Pilpres 2014, Luhut mengundurkan diri dari Golkar karena mendukung capres Joko Widodo (Jokowi). Sementara, Golkar mendukung pasangan Prabowo-Hatta.
Pada tahun 2014, Luhut memimpin unit relawan Bravo 5 yang mendukung pencalonan Presiden Jokowi. Setelah terpilih, Jokowi pun akhirnya mengganjar Luhut dengan jabatan baru dan sebagai orang yang pertama kali yang menjabatnya, yakni sebagai Kepala Staf Kepresidenan RI untuk periode 2014-2019. Ia menjadi orang penting di lingkaran Istana Presiden. Namun, belum lama berjalan, 12 Agustus 2015, Jokowi kemudian mengangkat dan melantik Luhut menjadi Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno.
Ketika Jokowi menjalani masa jabatan keduanya sebagai presiden di tahun 2019, Luhut kembali dipercaya menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di kabinet terbarunya.
Di masa-masa inilah warganet pun berinisiatif memanggil Luhut dengan sebutan “Lord Luhut”, “Opung”, dan “Si Serba Bisa”. Image ini muncul lantaran Luhut merupakan orang kepercayaan Jokowi, sehingga ia diberikan banyak tanggung jawab baru di luar tugasnya sebagai Menteri. Lalu, pada bulan Oktober 2019, setelah terpilihnya kembali Jokowi, portofolio menteri Luhut diperluas hingga mencakup investasi.
Baca Juga: Luhut Sebut Anggaran Makan Siang Gratis Digelontorkan Bertahap: Dimulai dari Rp20 Triliun
Miliki Kedekatan Khusus dengan Presiden Jokowi
Banyak yang beranggapan, jabatan yang diborong Luhut tak lepas dari rasa kepercayaan Jokowi yang besar pada sosok purnawirawan Kopassus TNI AD ini. Namun ternyata, kedekatan antara Luhut dengan Jokowi bukan baru-baru saja terjalin. Keduanya telah mengenal sejak 16 tahun silam.
Peneliti Lowy Institute, Aaron L Connelly, dalam jurnalnya yang berjudul Indonesia Foreign Policy Under President Jokowi membeberkan, Luhut dan Jokowi telah saling mengenal pada tahun 2008. Bisa dibilang, chemistry antara Jokowi dengan Luhut sudah terbangun sejak lama, jauh sebelum menjadi RI-1.
Kala itu, Luhut tengah mencari pihak yang dapat mengubah kayu mentah dari konsesi hutan miliknya di Kalimantan menjadi produk jadi.
Luhut lantas diperkenalkan dengan Jokowi, eksportir furniture yang saat itu baru saja terpilih menjadi Wali Kota Solo. Mulai saat itulah, kerja sama bisnis antara keduanya terjalin. Sosok Luhut akhirnya dekat dengan Jokowi. Luhut yang kala itu telah menjadi petinggi Partai Golkar bahkan disebut-sebut menjadi penasihat politik Jokowi.
Baca Juga: Pujian Luhut: Kita Beruntung Pernah Dipimpin Jokowi
“Menteri Segala Urusan”
Kemampuan Luhut dalam menyelesaikan berbagai permasalahan menjadikannya sosok yang diandalkan Presiden Jokowi dalam menjalankan roda pemerintahan. Tak ayal, karena hal tersebut Luhut pun dijuluki warganet sebagai “Menteri Segala Urusan”, “Super Minister” bahkan “Presiden yang sesungguhnya”.
Beberapa pihak menilai, gaya bekerja Presiden Jokowi yang menekankan kepada kecepatan dalam mengatasi kerumitan birokrasi bisa dipahami dan dipraktikkan dengan baik oleh Luhut.
Sejak era kepemimpinan Presiden Jokowi hingga saat ini, total ada puluhan jabatan yang diemban Luhut. Berikut sederet jabatan yang pernah diemban Luhut Binsar Pandjaitan selama pemerintahan Jokowi:
- Kepala Kantor Staf Kepresidenan
- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan
- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ad Interim
- Plt Menteri Perhubungan
- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
- Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim (2020)
- Ketua Dewan Sumber Daya Air (SDA) Nasional
- Ketua Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produk dalam Negeri
- Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional
- Koordinator PPKM Wilayah Jawa-Bali
- Wakil Ketua KPC-PEN
- Ketua Dewan Pengarah Penyelamatan 15 Danau Prioritas Nasional
- Ketua Tim Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia
- Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung
- Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional
- Panitia Nasional Presidensi G20 Indonesia
- Ketua Tim Koordinasi dan Pengawasan Satgas Pangan (Minyak Goreng)
- Ketua Satuan Tugas Peningkatan Tata Kelola Industri Kelapa Sawit dan Optimalisasi Penerimaan Negara
- Ketua Panitia Nasional IMF-World Bank 2018
- Ketua Pengarah Tim Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional
- Ketua Tim Percepatan Pembangunan PLTN NEPIO
- Koordinator Percepatan Digitalisasi Pemerintah
- Ketua Task Force Investasi Indonesia-Papua Nugini
- Ketua Pengarah Satgas Sawit
- Ketua Satgasus Percepatan Realisasi Investasi di IKN
- Koordinator Penanganan Polusi di Jakarta
- Koordinator Penggunaan Kendaraan Listrik sebagai Kendaraan Operasional Pemerintah
- Penanggung Jawab Substansi KTT AIS Forum 2023
Dalam podcast Deddy Corbuzier beberapa waktu lalu, Luhut pernah menjawab anggapan dirinya selalu dipilih Presiden Jokowi untuk menyelesaikan masalah penting.
Ia menegaskan dirinya sama dengan menteri-menteri lain. Luhut tidak merasa dirinya spesial. Luhut menduga dirinya ditunjuk Jokowi karena aspek kecocokan dengan pekerjaan yang harus diselesaikan.
“Kalau itu kamu tanya sama presiden lah. Tapi saya ndak merasa (spesial) juga, saya itu sama dengan menteri yang lain mungkin saya lebih tua dari banyak menteri, mungkin presiden melihat saya lebih cocok untuk ngerjain ini, ditugasin di sini," ujar Luhut.
Baca Juga: Jokowi Perintahkan Luhut Bentuk Tim Khusus Godok Regulasi Family Office