Diversifikasi Bisnis
Perjalanan Wings tidak berhenti di sabun dan deterjen. Dikutip dari Bisnis Plus, pada 1999, Wings mulai merambah sektor makanan dan minuman dengan menghadirkan produk Jas Jus dan Segar Dingin.
Tahun-tahun berikutnya, mereka menggandeng mitra global asal Jepang seperti Calbee (melahirkan Potabee, Krisbee, Japota, Guribee) dan Glico (produk es krim Glico Wings).
Selain FMCG, Wings juga memperluas bisnis ke sektor lain, yakni properti (Pulo Gadung Trade Center dan Raffles Hills Cibubur), perbankan (melalui Bank Multiarta Sentosa Tbk.), hingga retail, yakni mengelola minimarket asal Jepang, Family Mart dan restoran cepat saji yang juga asal Jepang, Yoshinoya, di Indonesia.
Mereka sempat memiliki Bank Ekonomi, yang kemudian bergabung dengan HSBC pada 2009, sebelum kembali ke industri keuangan lewat kepemilikan saham di Bank MASB pada 2013.
Kini, Wings Group menaungi berbagai divisi besar seperti Wings Care, Wings Food, Lion Wings, Calbee Wings, dan Glico Wings, membuktikan bahwa semangat inovasi Harjo masih hidup dalam DNA perusahaan.
Filosofi Bisnis Harjo Sutanto
Dikutip dari Wingscorp.com, sejak awal Harjo Sutanto memegang prinsip bahwa kesuksesan tidak datang dari keberuntungan, melainkan dari kerja keras, kualitas, dan integritas.
Ia meyakini bahwa keberhasilan sejati dibangun melalui ketekunan tanpa henti, seperti yang ia tunjukkan saat memulai usahanya dari bawah dengan menjajakan sabun secara mandiri.
Harjo juga selalu menempatkan kualitas sebagai fondasi utama, karena menurutnya produk yang baik dengan harga terjangkau akan selalu dicari masyarakat. Di sisi lain, ia tak pernah berhenti berinovasi, baik dalam pengembangan produk maupun strategi pemasaran, untuk menjaga relevansi perusahaannya di tengah persaingan.
Bagi Harjo, kesuksesan juga bukan hanya soal visi, tetapi juga tentang kekuatan tim, sebab, ia percaya bahwa kemajuan perusahaan hanya bisa dicapai melalui kerja sama yang solid antara pimpinan dan karyawan.
Nilai-nilai itulah yang akhirnya membuat Wings tetap bertahan, bahkan saat krisis moneter 1997 melanda dan banyak konglomerat lain tumbang. Bersama Grup Djarum dan Lautan Luas, Wings justru semakin memperkuat fondasi bisnisnya.
Kekayaan Harjo Sutanto
Dikutip dari Forbes, pada puncak kejayaannya tahun 2019, kekayaan Harjo Sutanto tercatat mencapai US$1,3 miliar (setara Rp21,3 triliun).
Pada 2020, ia menempati peringkat ke-48 orang terkaya di Indonesia. Namun, di balik angka fantastis itu, Harjo dikenal rendah hati dan enggan tampil di publik.
Ia lebih memilih menghabiskan masa tuanya bersama keluarga, jauh dari sorotan media, dan tetap hidup dengan kesederhanaan yang mencerminkan nilai-nilai awal perjalanannya.
Warisan yang Tak Lekang oleh Waktu
Kepergian Harjo Sutanto meninggalkan duka mendalam bagi dunia bisnis Indonesia. Ia dimakamkan setelah prosesi penghormatan di Rumah Duka Adi Jasa, Surabaya.
Lebih dari sekadar pengusaha sukses, Harjo dikenal memiliki kepedulian sosial tinggi. Ia aktif mendukung kegiatan kemanusiaan dan berbagai program sosial, meski tak suka dipublikasikan.
Warisan terbesarnya bukan hanya kekayaan, melainkan warisan nilai dan dampak ekonomi. Produk-produk Wings kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan jutaan masyarakat Indonesia.
Di bawah kepemimpinan generasi penerus, baik dari keluarga Sutanto maupun Katuari, Wings Group terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman, tetap setia pada visinya menciptakan produk berkualitas bagi semua lapisan masyarakat.
Baca Juga: Mengenang Sosok Kartini Muljadi, Perempuan Visioner di Balik Kerajaan Tempo Scan