Welfizon Yuza bukan nama sembarang di dunia pengelolaan transportasi publik di Jakarta. Sekarang ini ia adalah pucuk pimpinan di Transjakarta, angkutan publik yang saat ini menjadi primadona di kota yang terkenal dengan kemacetannya itu.
Sebelum merengkuh jabatan Direktur Utama (Dirut) PT Transjakarta Welfizon Yuza pernah menjabat posisi Pengembangan Bisnis dan SDM Transjakarta periode 2016-2018, kemudian menjadi Direktur Keuangan dan Perencanaan Korporasi Transjakarta periode 2018-2022
Namun perjalanan karirnya di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jakarta itu sempat mandek saat Anies Baswedan yang ketika itu menjabat Gubernur memberhentikannya.
Hanya butuh setahun, Welfizon Yuza kembali ke perusahaan tersebut dengan jabatan yang jauh lebih mentereng. Welfizon Yuza angkat menjadi Dirut PT Transjakarta oleh Penjabat Gubernur Jakarta Heru Budi. Dia ditunjuk menggantikan posisi Kuncoro Wibowo.
Heru Budi yang membujuk Welfizon Yuza kembali ke Transjakarta menunjukan kepercayaan kepada yang bersangkutan. Welfizon diyakini mampu meningkatkan pelayanan Transjakarta. Selain itu, dia dipercaya dapat mengoptimalisasi dana public service organization (PSO) yang diterima PT Transjakarta.
Kedua alasan diatas bukan pernyataan yang mengada-ada, Welfizon sebetulnya telah menorehkan segudang prestasi di Transjakarta, hanya saja karyanya jarang tersorot.
Langsung Bikin Gebrakan
Sebagai salah satu orang lama di Transjakarta, Welfizon tahu betul arah kemana perusahaan itu bakal dibawa. Tak mau membuang waktu, ia langsung bikin gebrakan baru begitu ditunjuk menjadi Dirut. Dia mampu menjawab tantangan Pemprov Jakarta dengan mengembalikan kepercayaan publik terhadap Transjakarta.
Tengok saja dia mampu mengerek jumlah pengguna Transjakarta sepanjang 2023 dimana angkutan publik ini berhasil melayani 284,9 juta pelanggan atau naik 48,8 persen dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 191,4 juta.
Hal ini yang kemudian membuat Transjakarta membuka sejumlah rute baru dari 230 rute di tahun 2022 menjadi 246 rute di tahun 2023.
Tak hanya melakukan pengembangan rute, Welfizon juga bergerak cepat menambah armada untuk meningkatkan kualitas layanan. Pada 2023 jumlah armada Transjakarta sudah mencapai 4.355 atau naik 16,1 persen, dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Sebut Hubungan Mega-Prabowo Harmonis, Ahok: Dulu yang Kasih Buat Beliau Pulang Juga Bu Mega
Tak mau berpangku tangan, pada 2024, Welfizon kembali menunjukan tajinya, dia sukses mengembangkan dengan jumlah total 251 rute yang terdiri dari rute BRT, Angkutan Umum Integrasi, Transjabodetabek, Rusun, Mikrotrans, Bus Wisata, Transjakarta Cares, Penugasan Khusus dan Royaltrans.
Welfizon adalah tipe pimpinan yang memperhatikan semuanya secara terperinci, tak hanya fokus pada pengembangan rute dan penambahan armada, dia juga merevitalisasi sejumlah halte Transjakarta guna memberi kenyamanan pada konsumen, sepanjang 2023 dia menuntaskan 39 revitalisasi halte Transjakarta yang dianggap sudah tak layak pakai.
Bagi Welfizon, halte bukan sekadar tempat menunggu bus Transjakarta, namun ia harus menjadi salah satu ikon kota, untuk itu dia mesti didesain semenarik mungkin serta dilengkapi fasilitas yang nyaman bagi para pengguna Transjakarta.
Baca Juga: Jokowi Respons Wacana Pertemuan Prabowo-Mega
Tak hanya itu, pembangunan halte modern itu juga membawa keuntungan bisnis bagi Transjakarta, dimana mereka memanfaatkan bisnis konten dan kreativitas dengan menyewa space untuk perusahaan-perusahaan melakukan branding. Termasuk hak penamaan, seperti yang telah dilakukan pada Halte Bundaran HI yang kini telah menjadi Halte Bundaran HI Astra.
Semua gebrakan yang dibuatnya sejak menjabat Dirut Transjakarta memberi dampak positif, salah satunya adalah keberhasilan mengefisiensikan subsidi per pelanggan Transjakarta menjadi Rp11.474 atau lebih rendah 31,9 persen dari periode 2022 yang sebesar Rp16.861. Transjakarta juga berhasil mencatatkan pendapatan tiket sebesar Rp521 miliar yaitu meningkat 31,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, dalam konteks pengembangan bisnis, Transjakarta berhasil mengoptimalisasi aset sarana dan prasarana menjadi sumber pendapatan non fare box yang di tahun 2023 berhasil mencapai Rp123 miliar atau hampir dua kali lipat tahun 2022 yang sebesar Rp65,1 miliar.